Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan Bambu Tahan Guncangan Gempa

Kompas.com - 12/03/2010, 07:53 WIB

GARUT, KOMPAS.com - Bangunan berbahan bambu memiliki ketahanan terhadap guncangan gempa. Namun, bentuk kearifan dan kecerdasan lokal ini tidak banyak diterapkan oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah rawan bencana.

”Bangunan bambu, selain tahan gempa, juga mudah membuatnya dan murah,” kata Ketua Dewan Pakar dari Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Mubiar Purwasasmita, Kamis (11/3) di Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Di Garut, DPKLTS bersama Medco Group menyerahkan empat bangunan contoh yang dibangun dari bahan bambu kepada masyarakat. Keempat bangunan itu berupa unit rumah masing-masing berukuran 6 x 6 meter, satu bangunan sekolah, dan satu masjid.

Penanggung Jawab Pembangunan Rumah Bambu di Cisompet Bambang P Nugroho mengatakan, konstruksi bambu tahan gempa karena sifatnya yang lentur. Kelenturan ini terdapat pada pasak, kuncian, dan ikatan. Fleksibilitas inilah yang membuat bangunan bergerak menyesuaikan guncangan gempa.

Pendiri Medco Group, Arifin Panigoro, mengatakan, bukti bahwa bangunan terbuat dari bambu bisa bertahan dari guncangan gempa terdapat di kampung adat Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Meskipun diguncang gempa 7,3 skala Richter pada September 2009, tidak ada satu pun rumah adat berbahan bambu dan beratap ijuk di Kampung Naga yang rusak.

Sesepuh DPKLTS Solihin GP berharap, empat bangunan bambu di Cisompet menjadi contoh bagi masyarakat. Masyarakat bisa meniru konstruksi bangunan itu. Nantinya, salah satu bangunan contoh di Cisompet akan dijadikan balai pintar yang dilengkapi perangkat teknologi informasi. Tempat ini akan menjadi pusat informasi dan pelatihan konstruksi bambu bagi warga.

Selain tahan gempa, biaya pembuatan bangunan bambu ini pun murah. Berdasarkan pengalaman DPKLTS dan Medco Foundation membangun rumah bambu di Cisompet, biaya bangunan berbahan bambu hanya Rp 500.000 per meter persegi.

Biaya itu hanya sepertiga dari biaya membangun rumah pada umumnya, yaitu Rp 1.500.000 per meter persegi. ”Tidak ada biaya pembangunan yang bisa menyaingi murahnya biaya pembuatan bangunan bambu ini,” kata Arifin.

Bambu merupakan sumber bahan bangunan yang banyak terdapat di Indonesia dan dapat diperbarui. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11 persen di antaranya berasal dari Indonesia.

Pada kesempatan itu, DPKLTS dan Medco Foundation juga menyerahkan 7.500 tanaman. (Adhitya Ramadhan/KOMPAS Cetak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Ritel
PPK GBK Pertanyakan Alasan Pontjo Sutowo Minta Ganti Rugi Rp 28 Triliun

PPK GBK Pertanyakan Alasan Pontjo Sutowo Minta Ganti Rugi Rp 28 Triliun

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com