Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendro Gondokusumo: Properti Indonesia Perlu Kepastian Hukum

Kompas.com - 19/02/2010, 06:11 WIB

Anda kembali menyaksikan Bincang Properti. Kali ini kami akan berbincang-bincang dengan pendiri Intiland dan Ketua The Jakarta Property Club, Bapak Hendro Gondokusumo.

Sebagai Chairman The Jakarta Property Club, apa pendapat Pak Hendro tentang perkembangan properti Indonesia, terutama di tengah persaingan regional dan global? 
Saya mungkin jelaskan sedikit masalah (Jakarta) Property Club, suatu perkumpulan owner-owner properti. Untuk menggampangkan kita. Dulu kita bernaung di REI, tapi sekarang kita sudah pensiun dari REI jadi kita membuat (Jakarta) Property Club. Kita ngumpul dan sewaktu-waktu (kami) mengundang pejabat maupun konsultan-konsultan untuk memberikan (kepada) kita gambaran dan keadaan properti. Dan ketuanya bergilir, dan kebetulan ketuanya masih saya.

Kalau bicara soal propetri, kita sama-sama melihat tahun 2010, seharusnya (industri properti) akan menjadi lebih baik, karena seperti diketahui bahwa properti Indonesia yang paling murah di antara (negara-negara) Asia. Di Asia, kita kalah dari Malaysia dan Thailand, dan lainnya. Kita sangat yakin, properti pada tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Dari berbagai pembicaraan dan pertemuan dengan para owner properti Indonesia, sebenarnya persoalan apa yang paling mendesak dibenahi dalam industri properti saat ini?

Saya kira yang paling pertama adalah masalah sertifikat. Di mana pemerintah sudah menyetujui 70 tahun, malah pernah mengatakan 90 tahun. Saya kira ini kepastian hukumnya penting sekali.

Kedua, peraturan orang asing boleh membeli properti di Indonesia, itu juga sangat penting. Kelihatannya (pembahasan ini) cukup lama. Saya selalu katakan, di negara komunis yang tanahnya milik negara, yaitu China, orang asing begitu gampang beli properti di sana, tanpa ada batasan, malah mereka tak punya batasan.

Kalau di Indonesia, saya melihat, kalau orang asing beli properti, pentingnya bukan untuk, ya, memang perusahaan properti akan dapat kerjaan lebih banyak, dan kita dapat mempekerjakan lebih banyak orang. Tapi yang penting yang saya lihat, (yang) lebih besar lagi. Bayangkan, kalau tak punya properti di Australia mungkin kita tak pernah pergi (ke Australia). Kalau  tak pernah pergi, gimana kita bisa spend di Australia dan atau kita melihat opportunity?
 
Kalau orang asing datang ke Indonesia, dia punya property, minimal dia datang ke Indonesia. Setelah datang dia akan spend, pasti dia akan melihat opportunity yang bisa dia bawa ke negaranya. Mereka akan bisnis di Indonesia.

Walaupun saya tahu pemerintah juga takut (jika) properti (bisa dibeli) untuk asing, harga properti akan melonjak sehingga rakyat tak bisa membeli (properti). Prinsip kita setuju, (misalnya) diberi satu angka, harus satu Miliar ke atas atau lainnya. Jadi berilah satu angka. (Kebijakan kepemilikan asing ini akan membuat mereka) investasi ke Indonesia lebih gampang. Sekarang mereka ragu-ragu masuk ke Indonesia. Ini yang saya lihat.

Selain itu kalau bicara rusunami, masalah subsidi, kelihatannya perlu dibicarakan lebih mendalam.

Intiland mengembangkan proyek properti Reggata dengan desain unik dengan 10 menara dan satu hotel bintang lima di tepi laut. Dan perancang Regatta adalah Atkins dari Inggris, yang juga perancang The Burj Khalifa Dubai. Menurut Pak Hendro, bagaimana perkembangan desain arsitektur di Indonesia saat ini?

Saya melihat desain arsitektur di Jakarta suda mulai membaik. Kalau dulu asal-asalan, kelihatan developer sekarang sangat-sangat serius untuk medesain. Kalau dari segi Intiland, Intiland merasa market kita bukan market masaal. Kita buat suatu produk, kita ingin produk itu sangat perfect. Supaya mungkin 10 tahun, 20 tahun, maupun 50 tahun, khususnya kita bicara high-rise, itu masih eksis. Seperti kita beri contoh building kita, Intiland Tower, masih eksis. Saya kira tak ada orang merasa building kita kumuh. Dan okupansi masih di atas 90 persen. Berarti masih ada yang menyukai building kita.

Kalau kita tak yakin, kita tak suka dengan desain yang ada, kita stop, kita akan coba mencari desain supaya bisa langgeng dan supaya pembeli suka. Dan sebenarnya apartemen ini, saya melihat, pengertian Intiland, transfer dari landed ke atas. Sebenarnya yang kita inginkan landed. Tapi landed lama-lama tambah mahal. Kita coba usahakan, supaya di susun pun seperti di landed. Seperti Regatta, you bisa lihat, 1Park Residences yang baru  di-launch.  Kita menghindari koridor-koridor yang ada. Kalau bicara high-rise, itu adalah koridor pun, consumption cost pun dihitung. Jadi kita ingin meski di atas, tapi tetap merasa di dalam (landed).

Secara keseluruhan, saya lihat cukup maju. Intiland gunakan Atkins dan lainnya karena kita tahu produk-produk mereka, desain-desain mereka cukup disenangi. Khusus kayak Regatta dan kita minta Atkins. Dan kita tak cuma minta Atkins, karena Atkins perusahaan besar, mungkin mereka punya 200-300 arsitek. Kita khusus minta arsitek, siapa yang desain Burj Khalifa (itu juga) yang khusus desain Regatta. Dan kelihatannya, so far  kita sangat happy kerja sama dengan mereka. Karena mereka memikirkan keseluruhannya. Dan sekarang empat tower sudah selesai. Kelihatan pembeli bisa merasakan desain yang sudah bagus itu seperti apa.

Saat ini eco-property dan isu sustainable dalam dunia properti makin santer dibicarakan. Dan ini juga akan dibahas dalam Kongres Fiabci di Bali, Mei mendatang. Nah Intiland sendiri memiliki Intiland Tower dan Graha Famili di Surabaya yang sudah menerapkan prinsip-prinsi ecoproperty. Menurut Pak Hendro, bagaimana kesiapan pengembang menerapkan konsep ini secara menyeluruh?

Saya melihat di Indonesia ini, pengembang mulai menyadari. Kalau dulu kita merasa ini warisan nenek moyang kita, sekarang pengembang merasakan bahwa kita sebenarnya  berutang kepada generasi penerus. Apalagi kita melihat bencana-bencana begitu besar, dan kalau meninggal itu sudah bukan satu dua-orang, tapi ratusan, ribuan orang, malah seperti Aceh ratusan ribu orang. Jadi kita mulai merasakan (pentingnya green property).

Di Jakarta, pengembang, Intiland dan industri semen, kontraktor, kita juga mendirikan suatu asosiasi green property. Bagaimana caranya, pengertian green itu apa. Itu sudah kita bentuk dan dan sudah mulai (menggelar) training-training. Kita dengan Atkins pun, desain-desain di proyek lain, kita bayar konsultan green mereka, karena kita merasa penting sekali. Dan dunia terhadap green, sekarang kelihatan bukan hanya semboyan tapi sudah keharusan. Malah di luar negeri, kalau bank-bank tahu ini green buidling, mereka bisa memberikan interest yang lebih murah. Dan penyewa perusahaan asing mereka juga concern terhadap green. Kelihatan mulai bukan hanya wacana dan lainnya, tapi mulai dilaksanakan.

Saya cerita sedikit, rasanya nggak bisa developer, tapi terintegrasi termasuk pemerintah, Waktu lebaran saya ke London, saya melihat satu building, setinggi dan sebesar Intiland Tower, kira-kira 35.000 m2 hanya untuk yang kita sewakan, itu parkirnya hanya 35. Jadi green mereka sama kita aagak sedikit lain. Kalau kita tak ada parkir, mungkin kita tak bisa sewa.

Yang paling lucu, ada satu bangunan yang mereka katakan green building, kira-kira 3.000 m2- 4000 m2, di dalanmya tak ada satu mobil tempat parkir, yang ada 26 sepeda. Jadi mass transportasion juga penting. Ini salah satu masalah green, kalau kita lihat, selain pengunaan material, barang dan lainnya. Saya lihat Indonesia antusias untuk menuju ke sana. Malah saya lihat ada sebagian developer tidak gembar gembor. Saya dengar termasuk  Grand Indonesia, mereka sudah terapkan green property. Saya puji mereka.

Demikian Bincang Properti kali ini. Sampai jumpa. (Robert Adhi Ksp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Was-was soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Mulai Rabu Ini, KA Lodaya Resmi Gunakan Kereta Stainless New Generation

Berita
Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Kuartal I-2024, Laba Bersih Ingria Meroket 341 Persen

Berita
Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Selama Kuartal I-2024, KAI Angkut 15,7 Juta Ton Barang

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com