Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Sukulen, Cantik di Tanah Kering

Kompas.com - 11/09/2009, 15:34 WIB

KOMPAS.com - Nama sukulen berasal dari bahasa Latin, succos, yang berarti juice. Kaktus dan lidah buaya termasuk dalam tanaman sukulen. Sesuai namanya, tanaman ini sanggup menyimpan makanan atau air di dalam tubuhnya sebagai cadangan.

Makanan tersebut disimpan di dalam akar (misalnya pada Ceropegia), batang (pada kebanyakan kaktus), atau daun (pada tanaman Haworthia, Lithops). Umumnya, sukulen hidup di daerah yang sangat kering dan jarang hujan. Dengan kemampuannya mengikat air tersebut maka tanaman-tanaman sukulen bisa hidup walaupun lama tidak turun hujan.

Tanaman sukulen terdiri dari sekitar 60 famili dan 300 genera. Misalnya saja Senecio rowieyanus, Aloe hybrid, Pachyphytum compactum crested, atau Euphorbia trigona. "Bentuknya macam-macam ada yang seperti pohon, bertumpuk-tumpuk, atau bulat-bulat kecil," kata Donny Hernadi, Manager Venita Supermarket Tanaman.

Tanaman yang banyak mengandung air ini, tersebar di benua Afrika, Amerika, dan sebagian Asia. "Selain tumbuh di tempat terbuka, sukulen juga tumbuh di bawah pohon, batang pohon sebagai epifit. Bahkan tumbuh tersembunyi di bawah daun kering, semak-semak yang kurang sinar matahari," tutut Donny yang belajar tanaman secara otodidak.

Itu sebabnya, menurut Donny, merawat Sukulen cukup sulit karena perbedaan kebutuhan sinar matahari. "Sebaliknya, ada juga sukulen yang tidak membutuhkan banyak sinar matahari seperti Haworthia."

Tanaman sukulen cocok dipakai untuk taman kering. Perlu diingat, jenis tanaman ini tidak perlu diberi pupuk berlebihan. Cukup sebulan sekali. "Jika terlalu banyak, tanaman akan terlalu subur, sehingga mengurangi keindahan karena jarak daun menjadi jarang dan tanaman cepat busuk."

Awasi tanaman sukulen Anda dari serangan kutu putih. Jika terkena hama di musim hujan, Donny menyarankan untuk memberi fungsida seminggu sekali. Jika sudah terlanjur mati, sukulen tidak bisa tumbuh lagi.

"Kecuali yang bentuknya tinggi, bagian bawah bisa dipotong dan ditanam lagi. Tapi jangan khawatir, sukulen gampang sekali tumbuh, kok. Dipotong sedikit, lalu ditancapkan lagi ke tanah, bisa jadi tanaman baru."

Tak Banyak Disiram
Beberapa jenis Sukulen yang bisa dikoleksi seperti Haworthia, Aloe, atau Gasteria. Jenis sukulen yang berbunga indah seperti Adenium, Euphorbia milii, dan Plumeria. Jenis sukulen seperti Echeveria, Sedum atau Crasulla dapat diperbanyak dengan menanam daunnya. Pilih daun yang cukup tua, petik, dan geletakkan di atas media tanam atau pasir.

Penyiraman tanaman dapat dilakukan 3-7 hari sekali tergantung lama atau cepatnya media tanam kering. Di dataran rendah yang panas bisa tiga hari sekali, tetapi di lokasi banyak hujan atau dataran tinggi dilakukan seminggu sekali. Penyiraman dilakukan pagi atau sore hari saat matahari tidak terlalu terik.

Cara pengembangbiakkan sukulen dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Pengembangbiakan generatif, biji sukulen disemai di campuran media pasir kasar yang telah dicuci bersih dan sedikit humus halus atau cocopit. Tutupi dengan lapisan tipis media, spray dengan air sampai basah dan tutup dengan plastik atau kaca.

Sedangkan vegetatif melalui anakan, setek batang, daun, atau okulasi. Tapi tergantung dari jenisnya, misalnya Haworthia, Gasteria, atau Agave diperbanyak melalui anakan dan tunas.

Sukulen koleksi: Venita Supermarket Tanaman, Kp. Sukamulya Ds. Langensari, Lembang, Jawa Barat (022 2787184). (Nova/Noverita K. Waldan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER PROPERTI] Jalan Ini Tak Direkomendasikan bagi Pemudik Tujuan Pelabuhan Ciwandan

[POPULER PROPERTI] Jalan Ini Tak Direkomendasikan bagi Pemudik Tujuan Pelabuhan Ciwandan

Berita
Rumah di Kawasan Penyangga IKN Dijual Mulai Rp 160 Jutaan (I)

Rumah di Kawasan Penyangga IKN Dijual Mulai Rp 160 Jutaan (I)

Perumahan
6,8 Juta Mobil Bakal Lintasi Tol Cipali, Tamer, dan Jombang-Mojokerto saat Mudik Lebaran

6,8 Juta Mobil Bakal Lintasi Tol Cipali, Tamer, dan Jombang-Mojokerto saat Mudik Lebaran

Berita
Catat, Besaran Diskon Tarif Tol saat Mudik Lebaran Maksimal 20 Persen

Catat, Besaran Diskon Tarif Tol saat Mudik Lebaran Maksimal 20 Persen

Berita
Mudik Lebaran, Ada Diskon Tarif Dua Ruas Tol Trans-Sumatera

Mudik Lebaran, Ada Diskon Tarif Dua Ruas Tol Trans-Sumatera

Berita
Rawan Dibobol Maling, Begini Cara Bikin Pintu Garasi Anda Lebih Aman

Rawan Dibobol Maling, Begini Cara Bikin Pintu Garasi Anda Lebih Aman

Tips
113,45 Kilometer Tol Trans-Sumatera Siap Dilintasi Saat Mudik Lebaran

113,45 Kilometer Tol Trans-Sumatera Siap Dilintasi Saat Mudik Lebaran

Berita
Tahun 2024, Astra Infra Masih Fokus Kembangkan Bisnis 'Green Field'

Tahun 2024, Astra Infra Masih Fokus Kembangkan Bisnis "Green Field"

Berita
Catatan Perjalanan Bandung-Cilacap, Jalan Berkelok dan Minim PJU

Catatan Perjalanan Bandung-Cilacap, Jalan Berkelok dan Minim PJU

Berita
Jumat Ini, KA Argo Bromo Anggrek Jajal Kereta Eksekutif New Generation

Jumat Ini, KA Argo Bromo Anggrek Jajal Kereta Eksekutif New Generation

Berita
Hingga Februari 2024, WIKA Raup Kontrak Baru Rp 3,17 Triliun

Hingga Februari 2024, WIKA Raup Kontrak Baru Rp 3,17 Triliun

Berita
Sambut Mudik Lebaran, HK Gelar Apel Siaga di Seluruh Tol Kelolaan

Sambut Mudik Lebaran, HK Gelar Apel Siaga di Seluruh Tol Kelolaan

Berita
Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera, Cek Waktunya

Semen Merah Putih Bakal Buka Pabrik di Sumatera, Cek Waktunya

Berita
Ini Titik yang Perlu Diwaspadai Pemudik saat Melintas Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya

Ini Titik yang Perlu Diwaspadai Pemudik saat Melintas Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya

Berita
Meski Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya Mulus, Hati-hati saat Melintas Malam Hari

Meski Jalan Nasional Nagreg-Tasikmalaya Mulus, Hati-hati saat Melintas Malam Hari

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com