Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Waspadai Kemacetan di Pasar Tumpah

Kompas.com - 31/08/2009, 17:19 WIB
Editor

KULON PROGO, KOMPAS.com — Para pemudik yang berencana melewati Jalan Raya Yogyakarta-Purworejo maupun jalur alternatif lain di Kulon Progo diimbau waspada terhadap kemacetan yang berpotensi terjadi di sejumlah pasar tradisional. Pada hari-hari tertentu, pasar akan ramai hingga memenuhi sebagian tubuh jalan.

Imbauan itu disampaikan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kulon Progo Rosyaduddin, Senin (31/8) di Wates. Setidaknya ada lima pasar tradisional yang dapat menghambat arus mudik dan balik pada hari raya Idul Fitri tahun ini.

Pemudik yang melewati Jalan Raya Yogyakarta-Purworejo pada Kilometer 15 bisa terhambat aktivitas Pasar Sentolo. Pasar ini ramai setiap hari Pahing dan Wage menurut penanggalan Jawa, atau tanggal 16, 18, 26, dan 28 September. Selain itu, di Kilometer 27 terdapat Pasar Temon yang ramai setiap hari Senin dan Kamis.

Untuk jalur alternatif, melewati Jalan Daendels, jumlah pasar tradisional lebih banyak. Kemacetan berpotensi terjadi di Pasar Jangkaran, Temon, setiap hari Selasa dan Jumat. Begitu juga di Pasar Kranggan, Galur, setiap hari Kliwon, dan Pasar Brosot, Galur, yang ramai setiap hari Pon dan Legi, atau jatuh pada tanggal 15, 17, 20, 22, 25, dan 27 September.

"Kami sudah memberitahukan kepada pengelola pasar untuk lebih mengetatkan pengawasan pedagang agar tidak sampai memenuhi badan jalan, apalagi sampai menghalangi kendaraan," kata Rosyaduddin.

Bagi pemudik yang tidak bisa menghindari jadwal perjalanan pada hari-hari pasaran, ia menyarankan untuk menghindari waktu pagi hari. Pasar tradisional ramai mulai pukul 06.00-12.00.

Ditambahkan oleh Staf Ketertiban Pedagang Bidang Pasar Dinas Perindustrian Perdagangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kulon Progo, Suharjo, pihaknya akan mencoba semaksimal mungkin untuk mengatur pedagang. Namun, penyebab kemacetan juga dapat berasal dari pembeli yang parkir sembarangan di tepi jalan.

"Sungguh sulit mengatur pembeli. Perlu ada petugas khusus untuk itu. Kalau hanya mengandalkan tenaga keamanan pasar tentu tidak sanggup," ujarnya.

Menanggapi masalah ini, Rosyaduddin berjanji siap menerjunkan petugas pengatur lalu lintas di pasar-pasar tradisional apabila memang diperlukan. Para pengelola pasar juga diminta menghubungi polisi atau satuan polisi pamong praja untuk membantu mengatur ketertiban pedagang dan pembeli.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+