KOMPAS.com — Anda menyukai tanaman air? Tak ada salahnya memilih tanaman satu ini. Selain bandel, ia juga “rela” diletakkan di mana saja di seluruh bagian rumah. Selalu cantik dan menarik.
Ada bermacam jenis tanaman air. Beberapa di antaranya adalah lotus, teratai, dan melati air. Satu lagi tanaman air yang juga banyak dicari adalah rumput payung (Cyperus alternifolius).
Tanaman yang juga kerap disebut payung lembang atau payung raja ini dikenal dari ciri fisiknya yang khas. Sama seperti keluarga cyperus lainnya, bentuk fisik rumput payung ini memang menyerupai payung, berbatang lurus dengan daun bulat melebar di bagian atas.
Menurut Muslim dari Duta Lotus Sawangan, Depok, tampilan daun merupakan ciri khasnya yang lain. Bagian pinggir daunnya menyerupai kulit bambu yang tajam. Meski demikian, penampilan rumput payung secara keseluruhan memang sangat menawan.
“Batang dan daunnya bertingkat-tingkat,” lanjut Muslim. Selain tajam, daun rumput payung juga lebih lebar, lebih kasar, dan lebih tebal daripada tanaman serumpun lainnya, seperti papirus. Batangnya juga lebih pendek. Meski begitu, jika ditanam di tanah, tanaman ini bisa mencapai tinggi 2 meter.
Kelebihan rumput payung adalah bisa hidup di darat dan di air. “Makanya sering disebut juga sebagai tanaman semi basah. Biasanya ia tumbuh di pinggir-pinggir got dan pinggir-pinggir danau. Namun, sekarang ia banyak ditanam sebagai penghias rumah,” lanjut Muslim. Rumput payung sebetulnya juga memiliki bunga berwarna putih, meski bentuknya tidak terlalu menonjol.
Terkenal bandel
Untuk memperbanyak tanaman ini bisa dilakukan dengan perbanyakan melalui daun atau dengan cara dibelah (split). Perbanyakan dengan cara dibelah jauh lebih cepat dan efektif. Caranya, rumpun tanaman diambil dari pot, lalu dibelah hingga ke akar menjadi 2-4 rumpun baru. Rumpun inilah yang kemudian ditanam menjadi tanaman baru.
Sementara itu, perbanyakan dengan daun jauh lebih lama. “Kalau mau sabar, perbanyakan dengan daun bisa dipilih. Caranya, daun dipotong, lalu ditancapkan ke dalam media tanam,” kata Muslim.
Setelah itu, akan tumbuh banyak tunas di batang yang ditancapkan tadi. “Nah, tunas-tunas ini kemudian dipotong dan ditanam. Hasilnya sebetulnya sama saja, baik dengan daun maupun dibelah.”
Media tanamnya bisa menggunakan tanah, tetapi jika menginginkan hasil maksimal sebaiknya menggunakan media tanam lumpur sawah, lumpur empang, atau lumpur kali yang lebih lembut.
“Tapi, enggak harus dengan lumpur, media tanamnya bisa juga menggunakan tanah sekam dan pupuk kandang di dalam polibag.
Jangan lupa, yang penting cukup air. Sebaiknya disiram pagi dan sore hari,” saran Muslim.
Tanaman satu ini juga dikenal bandel. Penyakit atau hama yang biasa menyerang paling-paling belalang. “Akibat serangan belalang, daun yang diserang akan tampil tidak rata di bagian sisinya. Untuk mengatasinya, bisa disemprot dengan insektisida, seperti Decis,” lanjutnya.
Sementara itu, penempatan tanaman dan penggunaan pot pun relatif fleksibel. Tanaman ini bisa ditempatkan di mana saja di seluruh penjuru rumah. “Sebaiknya diletakkan di halaman yang teduh. Sebagai tanaman indoor, ia juga memiliki penampilan yang kuat. Bisa diletakkan di pojok-pojok dalam rumah dan dikelurkan seminggu sekali,” saran Muslim. Soal pot, bisa menggunakan pot apa saja, baik gerabah maupun semen, sesuai selera. (NOVA/Hasto Prianggoro)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.