Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuti di Layar Terkembang Simbol Perempuan Masa Depan

Kompas.com - 28/06/2009, 19:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaum perempuan kita mestinya gabungan antara Maria dan Tuti. Sehingga para perempuan bisa tetap bebas berkarier dan tidak lupa akan kodratnya.

Demikian diungkap Cornelia Agatha saat mengomentari buku Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana.

"Saya melihat tokoh Tuti saat ditulis Sutan mewakili perempuan masa depan," kata Cornelia, saat diskusi buku Layar Terkembang di La Porta La Piazza Jakarta, Minggu (28/6).

Kenapa masa depan, karena menurut sastrawan Taufik Ismail novel ini dibuat tahun 1930-an yang mana saat itu Takdir masih berumur 27 tahun. "Saya angkat topi buat Takdir, karena ini mewakili pikirannya pada sosok Tutik. Apa yang disampaikannya pada waktu itu adalah sangat baru," papar Taufik.

Cornelia mengaku, ketokohan Maria dan Tuti menginspirasi hidupnya untuk menyeimbangkan hidup karier dan keluarganya. "Saya merasa hidup saya seimbang. Kerja seni saya masih jalan lewat teater, suami dan anak saya (kembar kerumur 2,5 tahun) juga diperhatikan," ungkap Cornelia yang menjadi ikon untuk buku Layar Terkembang.

Layar Terkembang menampilkan tiga tokoh, yakni Yusuf, Maria dan Tuti. Maria digambarkan seperti kebanyakan perempuan pada zaman itu, "nerima" dan senang mengurus rumah dan keluarga. Sedangkan Tuti, kakak Maria, tampil sebaliknya, mandiri, karier, pekerja keras, dan yang unik pekerjaan luar dan dalam rumah bisa dilakukan sekaligus dengan sama baik.

Keberbedaan yang mencolok kakak-adik Maria dan Tuti membuat mereka kerap bertengkar. Namun Yusuf, pacar Maria, bisa menerima keduanya apa adanya. Singkat cerita, di akhir cerita Maria meninggal karena sakit. Sebelum meninggal, Maria berpesan kepada Yusuf untuk menikahi Tuti setelah ia nanti meninggal.

"Akhirnya mereka menikah. Dari sini saya melihat Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan secara seimbang. Sekalipun Tuti mencoba sangat mandiri tetapi tetap tidak bisa mengikari kodratnya," kata Cornelia. Untuk itulah, tambahnya, ia mengingatkan supaya emansipasi perempuan yang masih marak untuk tidak kebablasan. "Laki-laki dan perempuan satu sama lain saling melengkapi," tutur Cornelia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau