JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis ekonomi global turut menghantam pasar kondominium di kawasan Central Business District (CBD), yang berada di Jalan Sudirman Thamrin Rasuna Said dan Gatot Subroto dan area perumahan primer.
Tingkat penjualan kumulatif dari kondonium terbangun tercatat 94,1 persen turun 0,2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Dengan demikian ada 4.161 unit yang belum terjual. Ini merupakan angka terbesar sejak 2004.
Demikian diungkap Kepala Departemen Riset Sektor Residential Konsultan Properti Cushman & Wakefield Elizabeth Tanti di Jakarta, Selasa (21/4). "Pada kuartal pertama ada 1,869 unit sedangkan pada kuartal keempat tahun 2008 ada 389 unit," kata Elizabeth.
Sementara itu, lanjutnya, tingkat penjulan pre-sale tercatat 56,9 persen pada kuartal ini, turun 2,7 persen K-K dan turun 9,9 persen T-T. Ha l ini menandakan masih melemahnya kondisi pasar. "Pre-sale adalah tingkat penjualan sebelum proyek jadi," jelasnya.
Terlepas dari masih lambatnya penyelesaian beberapa proyek, menurut Elizabeth, ternyata pada kuartal pertama 2009 ini pasokan kondominium berlimpah. Untuk proyek yang mulai diserahterimakan mendapat tambahan 2.100 unit. Sedangkan proyek kondominium kelas menengah bertambah menjadi 30.391 unit. Dan proyek rusunami pasokannya mencapai 44.3666 unit, atau bertambah 12 persen dari kuartal sebelumnya.
Terkait dengan harga, Kepala Departemen Marketing Sektor Residential Cushman & Wakefield Nonny Subeno pada umumnya naik. "Harga rata-rata di area CBD naik 0,8 persen menjadi Rp. 15,28 juta per meter persegi, sementara harga rata-rata di area primer naik 0,2 persen menjadi Rp. 15,10 juta per meter persegi," kata Nonny. Area perumahan primer meliputi Kebayoran Baru, Senayan, Menteng, Pondok Indah, Permata Hijau dan Kemang.
Berdasarkan pasokan kondominium yang melimpah dengan harga yang naik oleh karena krisis ekonomi, Nonny melihat untuk prospek ke depan para pengembang diperkirakan akan hati-hati. "Kami memperkirakan akan terjadi penurunan tingkat perjualan pre-sale pada masa mendatang. Para pengembang akan menunda atau menjadwal ulang rencana mereka untuk meluncurkan proyek baru," pungkas Nonny.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!