Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan HB X Peduli Temuan Kerajaan Sriwijaya

Kompas.com - 03/03/2009, 00:42 WIB

PAGARALAM, SUMSEL, SELASA-- Sultan Hamengkubuwono (HB) X dalam kunjungan ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), menyempatkan ke Kota Pagaralam--5-6 jam dari Kota Palembang--untuk menemui 35 tokoh spiritual Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.

Pertemuan di kota perkebunan yang memiliki gunung berapi (Gunung Dempo), Minggu (1/3), sekaligus menunjukkan kepedulian Sultan HB X atas peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya yang hingga sekarang masih diperdebatkan lokasi pusat kerajaan besar Nusantara itu.

Kehadiran Sultan HB X di Sumsel, sejak Minggu hingga awal pekan ini, antara lain untuk menghadiri Silaturahmi dengan urusan Merah Putih (Merti) Nusantara se-Sumatera di Palembang dan bertemu dengan sejumlah tokoh di Sumsel, serta beberapa agenda penting lainnya.

Pertemuan Sultan dengan para tokoh di Kota Pagaralam itu, berlangsung sekitar 30 menit di kediaman resmi Walikota Pagaralam Djazuli Kuris.

Sebelumnya, 35 tokoh spiritual dan juru kunci kompleks peninggalan kerajaan Sriwijaya di sana, diundang khusus untuk menghadiri seminar nasional dan pertemuan ilmiah bertema Peradaban Besemah sebagai Pendahulu Kerajaan Sriwijaya yang diselenggarakan Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Depdagri dan Pemkota Pagaralam.

Pertemuan itu diharapkan menjadi awal pengkajian lokasi pusat Kerajaan Sriwijaya, dengan menghadirkan sejumlah pemerhati sejarah, pakar budaya dari Universitas Indonesia Prof Dr Nurhadi Magetsari dan pakar megalitik dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Prof Dr Haris Sukendar.

Pertemuan khusus Sultan HB X yang datang khusus ke Pagaralam, selain menemui tokoh spiritual juga bersilaturahmi dengan Walikota Djazuli Kuris, Kepala Polres Pagaralam AKBP Abdul Soleh, dan Ketua DPRD Piterman Maulana.

Menurut Sultan HB-X, setelah seminar tersebut akan dilanjutkan dengan pertemuan sejumlah tokoh spiritual yang direncanakan di Kota Bintuhan, Kabupaten Kabupaten Kaur (Bengkulu Selatan).

Pusat Kerajaan Sriwijaya

"Besemah (Pagaralam, Red) memang menjadi bagian wilayah Kerajaan Sriwijaya. Namun demikian, tentang persoalan ini masih memerlukan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan bukti-bukti ilmiah untuk menentukan pusat kerajaan itu," kata Sultan pula.

Sultan juga berpendapat, Kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan erat dengan sejumlah kerajaan yang ada di Pulau Jawa.

"Saya yakin di daerah Besemah merupakan salah satu kawasan yang terdapat peninggalan purbakala. Belum saatnya apabila saya mengungkapkan dimana pusatnya (Kerajaan Sriwijaya, Red) saat ini," kata Sultan lagi.

Kenyataan itu terungkap pula sesuai pendapat pakar budaya dan arkeologi dalam pertemuan ilmiah sehari sebelumnya, Sabtu (28/2), di Pagaralam.

Menurut Sultan, harus ada penelitian  ilmiah lebih lanjut, dan melibatkan sejumlah tokoh spiritual yang diyakini mengetahui seluk-beluk Kerajaan Sriwijaya itu.

"Namun demikian, pertemuan ini dilakukan karena saya juga memiliki ikatan keluarga dengan orang Besemah. Asal usul orangtua saya berasal dari daerah Besemah," kata Sultan lagi.

Walikota Pagaralam, Drs H Djazuli Kuris MM, didampingi Ketua DPRD Pagaralam, H Piterman Maulana SE mengatakan, kedatangan Sultan HB X yang juga Gubernur Yogyakarta selain ingin menemui tokoh spiritual, juga merupakan silaturahmi dengan masyarakat Besemah.

Dalam pertemuan dengan sejumlah juru kunci Kerajaan Sriwijaya dan juru kunci Bukit Barisan sebagai tindak lanjut dari pelaksaan semina, Sultan berjanji akan melakukan pertemuan lagi di Bintuhan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, ujar Djazuli.

Menurut Djazuli, melalui pembahasan termasuk pertemuan para Raja Nusantara dan pertemuan Sultan dengan juru kunci ini, diharapkan dapat mengungkap posisi pusat Kerajaan Sriwijaya.

Meskipun sudah banyak dilakukan penelitian, namun masih terjadi simpangsiur tentang keberadaan pusat Kerajaan Sriwijaya tersebut.

"Tentunya di wilayah Besemah cukup banyak bukti dan dari sejumlah hasil penelitin pakar sejarah juga mengungkapkan jika di tanah Besemah ini kaya akan peninggalan megalitik atau benda bersejarah, yang juga menjadi bukti kejayaan masa lalu. Apalagi sebelumnya sudah ada penelitian jika peradaban megalitik tersebut baru berkembang di wilayah Sumatera  termasuk Pulau Jawa yang berasal dari Bumi Besemah," ujar Djazuli lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com