Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Gen Efektif Tangani Nyeri Kronik

Kompas.com - 21/01/2008, 19:39 WIB

CHICAGO, SENIN - Sebuah penelitian atas penggunaan terapi gen untuk mengatasi nyeri kronik mengungkapkan bahwa terapi gen dapat mengatasi nyeri kronik. Penelitian yang diterapkan pada tikus besar ini menunjukkan hasil yang cukup berarti. Tikus-tikus itu bebas dari nyeri setelah tiga bulan  diberi terapi gen.
 
Tikus-tikus itu diinjeksi dengan sebuah gen yang memicu tubuh melepaskan endorphin, hormone pereda nyeri alamiah, yang berada dalam sel-sel saraf di sekitar susunan saraf. Perawatan ini merangsang efek dari obat pereda nyeri tetapi dengan skop sasaran lebih sempit, yakni pada sel-sel saraf di sepanjang susunan saraf. Dan bukannya pada otak atau di bagian system saraf pusat.

Para peneliti berharap terapi ini berpotensi lebih baik untuk merawat orang-orang yang menderita nyeri kronik dan berat dibanding obat-obatan lain yang ada di pasaran sekaran ini. Karena obat-obatan yang ada sekarang ini sifatnya sistemik.

“Pasien-pasien nyeri kronik seringkali tidak merasa puas dengan obat yang ada karena manfaat atau efek sampingnya cukup ekstrim seperti misalnya rasa kantuk yang berlebih, halusinasi dan perasaan muram,” ujar Andreas Beutler, asisten professor pada Sekolah Kedokteran Mount Sinai jurusan Hematologi dan Onkologi, New York, Senin (21/1).
 
Dalam beberapa kasus, “Efek samping-efek sampang itu dapat dikurangi dengan mengurangi dosis,” ungkap Beutler, sambil mengingatkan bahwa pada dasarnya beberapa pasien lebih suka meredakan nyeri demi kenyamanan.

“Target terapi gen akan sampai pada upaya menghindari efek samping yang tidak diinginkan terutama terkait dengan pereda nyeri yang sifatnya opiat seperti morfin.” Untuk penelitian ini para ilmuwan telah mengemas gen prepro-b-endorphin dalam virus  yang telah dilumpuhkan dan dibekukan kemudian disuntikkan ke dalam cairan saraf yang ada pada susunan saraf pusat.

Tikus-tikus yang menderita beragam nyeri neuropati ini sembuh selama tiga bulan perawatan. Perawatan ini masih dalam fase uji awal, tetapi bila menunjukkan hasil yang aman dan efektif pada manusia akan dapat menolong banyak pasien yang tidak dapat mentoleransi efek samping dari obat-obat pereda nyeri yang ada sekaran atau tidak dapat sembuh dengan pengobatan ini. “Dalam hal ini para penderita kanker tahap lanjut adalah pasien potensial bagi obat ini,” ungkap Beutler.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com