Agung Podomoro Bangun SOHO Serba Keren

JAKARTA, KOMPAS.com -- Salah satu grup usaha besar properti, Agung Podomoro membangun dua gedung serba keren.

Gedung pertama, disebut SOHO (small office home office). Gedung 40 lantai ini berkonsep SOHO, yang tiap unitnya terdiri dua lantai. Lantai pertama bisa jadi kantor, kemudian lantai kedua untuk hunian. Atau bisa juga keduanya menjadi kantor atau keduanya menjadi hunian sepenuhnya.

Gedung yang akan menjadi ikon baru DKI Jakarta ini dibangun dengan konsep ramah lingkungan. Artinya bukan hanya penuh tanaman, tetapi peralatan dan infrastrukturnya menekankan ramah lingkungan. Listrik misalnya, menekankan ramah lingkungan. Air yang digunakan, sebagian merupakan air olahan.

Gedung kedua adalah neo SOHO retail yang terintegrasi dengan menara perkantoran setinggi 43 lantai, dengan pembagian unit SOHO Capital low zone office untuk disewakan. Adapun high zone office untuk dijual. SOHO Capital juga menggunakan teknologi lift destination control system dengan menerapkan pembagian lift low zone dan high zone. Sistem informasi dan komunikasi menggunakan fiber optik juga teknologi sistem keamanan terkini.

Kedua gedung tersebut dilengkapi dengan mal yang terintegrasi dengan kedua gedung canggih tersebut. Mal berlantai enam tersebut akan melengkapi mal Central Park yang sudah beroperasi sejak tiga tahun lalu.

Hal yang menarik, terdapat tunnel yang menghubungkan mal Central Park dan mal baru yang terintegrasi dengan SOHO itu. Terowongan tersebut akan menjadi terowongan yang atraktif. Seluruh proyek baru Agung Podomoro ini menelan bujet lebih kurang Rp 3 triliun.

Chief Executive Officer Agung Podomoro Trihatma Haliman menyatakan, gedung dengan konsep baru tersebut akan menjadi ikon Jakarta dan menambah panggung belanja, hunian dan perkantoran di Ibu Kota.

Direktur Eksekutif Agung Podomoro Veri Setiadi, Jumat (23/11/2012), menambahkan bahwa gedung yang berdiri di atas lahan 2,3 hektar ini sepenuhnya dikerjakan oleh segenap tenaga profesional di bidangnya. Proyek akan selesai dan bisa digunakan pada tahun 2015.