Selama Pandemi, Tingkat Hunian Pusat Perbelanjaan Dilaporkan Stabil

Pada awal masa physical distancing, banyak mal yang memperpendek jam operasional, atau bahkan menutup sementara operasinya.

Pengecualian diberikan kepada supermarket, toko obat, perbankan, restoran, dan toko yang melayani belanja online.

Meski demikian, menurut laporan Coldwell Banker, tingkat hunian ritel di Jakarta dan sekitarnya cenderung stabil.

Penurunan terjadi pada jumlah pengunjung sejak akhir Maret. Awalnya, pusat perbelanjaan masih dikunjungi ribuan orang, dan hingga kini hanya ratusan orang per hari.

Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Angra Angreni menuturkan, okupansi penyewa di pusat perbelanjaan Jakarta masih bertengger di angka 91,2 persen dan hanya mengalami penurunan sebesar 0,05 persen.

Begitu pula dengan toko ritel di Bogor, Depok, dan Bekasi yang masih mencatatkan angka stabil yakni 85,1 persen. Adapun tingkat hunian di Tangerang saat ini masih 86,2 persen.

Sementara Leads Property mencatat, okupansi keseluruhan untuk ruang ritel di Jakarta sebesar 93,48 persen, dengan rincian ruang ritel di area Central Business District (CBD) 93,8 pesen dan area non-CBD 93,3 persen.

Selain itu, selama kuartal ini, belum ada pasokan ritel baru di Jakarta. Dengan demikian, total kumulatif pasokan ruang ritel di ibu kota seluas 3,29 juta meter persegi.

Menurut Leads, ke depannya, pasar mungkin akan menerima tambahan ruang ritel seluas 140.500 meter persegi pada akhir tahun.

Kontribusi tambahan ruang ini diperkirakan datang dari lima proyek yang ditargetkan rampung pada tahun ini.

Kelimanya adalah AEON Mall Southgate, Pondok Indah Mall 3, Mall@District 8, Senayan Park, dan Elysee.