Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo menjelaskan, sejauh ini LHR ruas Bakauheni-Terbanggi Besar baru mencapai 11.000 kendaran.
Kelak, ketika tersambung hingga Palembang seiring beroperasinya ruas Terbanggi Besar-Pemantang Panggang-Kayu Agung, LHR dapat mencapai 17.000 kendaraan.
Untuk mendukung hal tersebut, fasilitas dry port akan dibangun di kawasan Pelabuhan Panjang di Kota Bandar Lampung, dengan lokasi tersambung jalan tol.
"Kami bekerja sama dengan PTPN VII dan Pelindo II. Kami siapkan untuk membuat akses dari Pelabuhan Panjang ke dryport tersebut," kata Bintang di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (5/9/2019).
Jalan akses yang akan dibangun sepanjang lima kilometer, untuk mendukung dry port yang dirancang seluas 20 hektar. Sejauh ini, ia masih merahasiakan kebutuhan anggarannya.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan lahan dry port akan diperluas dengan lahan perkebunan yang sudah tidak produktif milik PT Perkebunan Nusantara VII.
"Kami membutuhkan lahan seluas 200 hingga 500 hektar," sebut Bintang.
"Di samping itu kami juga akan mengembangkan destinasi pariwisata baru. Bentuk kerjasamanya KSO (kerjasama operasi) karena kami tidak bisa jual," sambung dia.
Sedangkan untuk kawasan industri yang dikembangkan berada di wilayah Bakauheni. Bintang mengaku, HK memiliki area seluas 80 hektar siap bangun.
"Kemudian ada ASDP dan Pemda Lampung. Mungkin juga pemda punya luasnya hampir sama, tanahnya berdampingan jadi kami bekerja sama membangun industrial estate," ungkapnya.
Potensi besar
Bintang mengaku, dalam pengembangan kawasan di sekitar Jalan Tol Trans Sumatera, membuka diri untuk berkolaborasi dengan pengembang swasta maupun BUMN lainnya.
Saat ini, Hutama Karya masih berkoordinasi dengan Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam menyusun rencana pengembangan kawasan di sepanjang koridor jalan berbayar ini.
Namun demikian, Bintang masih menutup rapat informasi soal kawasan yang hendak dikembangkan.
"Kami belum bisa merinci. Tanah-tanah itu mana yang nanti dapat izin untuk dibebaskan, kalau dirinci sekarang, kami nanti akan kesulitan karena pihak swasta lebih gampang kan menguasai tanah dibandingkan kami," kata Bintang.
Hanya, ia menyebut, besarnya potensi bisa dilihat dari banyaknya komoditas yang bisa diangkut, seperti kopi, coklat, dan sawit, baik melalui jalan tol maupun pelabuhan yang terhubung dengan jalan tol.
"Sekarang kami sedang buat master plan-nya untuk area industri dan pariwisata. Kenapa harus demikian? Karena kami harus menampung komoditas kopi dan coklat banyak sekali," tuntas Bintang.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/05/233147221/hutama-karya-berencana-bangun-dry-port-dan-kawasan-industri-di-lampung