Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Megahnya "Rest Area" KM 260B, Menelusuri Jejak Sejarah Pabrik Gula

Selain unik, tempat istirahat dan pelayanan (TIP) ini dirancang dengan konsep berbeda dari rest area lain pada umumnya.

Direktur Utama PT PP Sinergi Banjaratma Rachmat Priyatna mengungkapkan, bangunan ini dulunya merupakan bekas Pabrik Gula Banjaratma yang didirikan oleh perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam, Belanda, NV Cultuurmaatschappij pada 1908.

"Ini program dari Kementerian BUMN dalam rangka memberdayakan aset-aset BUMN yang tidak produktif. Kebetulan eks Pabrik Gula Banjaratma ini kurang lebih sudah berhenti (beroperasi) selama 20 tahun," ucap Rachmat kepada Kompas.com, Senin (10/6/2019).

Kompleks seluas 10,6 hektar ini pun dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp 124 miliar. Sedangkan bangunan utama memiliki luas 1,4 hektar.

Secara keseluruhan, kompleks tempat peristirahatan itu dirancang oleh firma D-Associates dan selesai pada Maret 2019.

"Konsepnya berbeda dengan rest area lainnya, tidak hanya menyediakan tempat istirahat atau tempat kuliner dan fasilitas misalnya toilet dan masjid, tapi kami juga ada tempat untuk bersantai," ujar Rachmat.

Dia melanjutkan, selain mengaktifkan lagi aset-aset BUMN yang tidak produktif, pertimbangan untuk mengubahnya menjadi tempat peristirahatan karena keberadaan bangunan yang berada di Jalur Tol Trans-Jawa.

Meski begitu ada beberapa penambahan yang dilakukan seperti konstruksi baja untuk memperkuat struktur bangunan dan menambal bata yang sudah keropos.

Di dalam bangunan utama pabrik, pengunjung dapat menikmati suasana klasik sekaligus bersantai sembari menunggu perjalanan.

"Unsur-unsur heritage banyak disukai. Kami pun juga menambahkan lokomotif bekas penarik tebu yang sempat kami mintakan ke PTPN IX, jadi ditaruh di sana dan menjadi salah satu spot tempat orang berfoto," terang Rachmat.

Tak hanya itu, pengelola juga menambahkan lain seperti air mancur menari yang beroperasi pada waktu-waktu tertentu.

Khusus untuk bangunan masjid dirancang dengan desain yang unik. Dinding masjid disusun dari bata merah dengan lubang untuk sirkulasi sehingga tidak membutuhkan pendingin ruangan tambahan.

"Kalau misalnya di pagi hari, salah satu dinding cahaya masuk dari situ, kemudian jatuh ke lantai dan membentuk kotak-kotak cahaya," terang Rachmat.

Selain itu, kompleks rest area ini dapat menampung kurang lebih 300 kendaraan kecil serta terdapat 30 lot untuk parkir kendaraan besar.

Selama arus mudik dan balik Lebaran 2019, tempat peristirahatan ini sudah beroperasi penuh dan dibuka selama 24 jam.

Rachmat menuturkan, tak hanya sebagai tempat istirahat, rest area KM 260B Banjaratma pun dapat menjadi destinasi wisata.

"Jadi sebagai destinasi juga. Ke depan kami juga akan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan di sini sehingga ini menjadi feeder bagi para tenant yang ada di sana," pungkas Rachmat. 

https://www.kompas.com/properti/read/2019/06/10/172127721/megahnya-rest-area-km-260b-menelusuri-jejak-sejarah-pabrik-gula

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke