Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Kenyamanan, Tempat Duduk Bus Aglomerasi Menghadap ke Depan

Kompas.com - 03/03/2017, 15:36 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KompasProperti - Bus aglomerasi koridor I Stasiun Tawang (Kota Semarang)-Terminal Bawen (Kabupaten Semarang) mulai beroperasi Juli 2017.

Program bus aglomerasi ini merupakan bagian dari Program Seribu Bus Perkotaan yang digulirkan pemerintah pusat sebagai "kompensasi" bagi penghapusan subsidi BBM dan penyediaan alat transportasi massal yang lebih layak bagi masyarakat.

Kepala Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranoto Semarang, Djoko Setijowarno menyarankan agar posisi tempat duduk penumpang tidak menyamping seperti bus rapid transit (BRT) yang sudah beroperasi sebelumnya.

Demi kenyamanan penumpang, diharapkan kursi penumpang dibuat menghadap ke depan.

Baca: Bus Aglomerasi Stasiun Tawang-Terminal Bawen Beroperasi Juli 2017

"BRT ini kan menempuh jarak yang cukup jauh, jadi nantinya diharapkan tempat duduknya menghadap ke depan," kata Djoko, Jumat (3/3/2017).

Djoko yang juga Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini beralasan, koridor I dari Stasiun Tawang-Terminal Bawen ini bisa membuat penumpang merasa pusing lantaran jarak tempuh yang cukup jauh apabila tempat duduknya menghadap samping.

Selain itu, lintasan pada koridor ini bukan jalan datar tetapi didominasi rute yang penuh tanjakan.

"Berbeda dengan misalnya commuter line, karena goncangan di dalam kereta lebih sedikit dibanding saat berada di dalam bus," imbuhnya.

Dari kajiannya pula, koridor yang mempunyai lintasan jalan sekitar 37,5 kilometer tersebut membutuhkan sekitar 79 halte BRT, 4 di antaranya adalah halte transit.

Sedangkan armada bus yang ideal adalah 30 armada dengan ukuran yang sama dengan BRT reguler yang ada.

Apalagi saat ini transportasi sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang mau tidak mau harus dipenuhi.

"Mereka mengalokasikan sekitar 30 persen dari pendapatannya untuk transportasi. Padahal, standarnya hanya 10 persen," ucap Djoko.

Ia menilai, penyediaan BRT merupakan konsekuensi dari tuntutan akan kebutuhan transportasi yang representatif, layak, aman, dan nyaman.

Baca: Bus Aglomerasi Beroperasi, Sopir Diharapkan Tak Lagi Ugal-ugalan

"Transportasi massal ini harus segera beroperasi. Sarana prasarana pendukung seperti halte atau shelter juga harus diperhatikan, jangan sampai dibangun ala kadarnya," ucap Djoko.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengoperasikan tiga koridor BRT Aglomerasi tahun ini.

Tiga koridor tersebut yakni koridor satu Tawang (Kota Semarang)-Bawen (Kabupaten Semarang), koridor dua Semarang-Kendal dan koridor ketiga Semarang-Grobogan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com