JAKARTA, KompasProperti - Musim mudik Lebaran 2016 menyisakan cerita horor ketika Gerbang Tol Brebes Timur atau Brebes Exit (Brexit) dibuka.
Belasan orang meninggal dunia akibat kelelahan dan stres lantaran menghadapi kemacetan yang sangat parah.
Pemerintah diharapkan dapat belajar dari pengalaman tahun lalu dalam menyelenggarakan ritual kolosal tersebut tahun ini. Terlebih, mudik merupakan hajat nasional yang berlangsung setiap tahunnya.
"Pemerintah harus menyelenggarakan arus mudik yang zero accident," kata anggota Komisi V DPR Nizar Zahro kepada KompasProperti, Minggu (11/6/2017).
Kehadiran Tol Trans-Jawa, kata Nizar, dinilai mampu mengurai kemacetan yang terjadi di Brexit. Pasalnya, jarak pintu keluar tol fungsional antara Brebes Timur hingga exit toll Grinsing cukup panjang.
"Sehingga kendaraan yang mengarah ke Semarang tidak harus mengantre dan menyebabkan kemacetan panjang di Brebes," kata dia.
Namun, langkah preventif juga perlu diambil untuk mencegah kemacetan terjadi. Salah langkahnya yaitu dengan mengindentifikasi jumlah kendaraan yang akan digunakan saat mudik.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menyatakan, pada musim mudik tahun ini akan terjadi peningkatan jumlah kendaraan roda empat 5 persen dari pada tahun lalu. Sedangkan, untuk kendaraan roda dua peningkatan diperkirakan mencapai 10 persen.
"Dengan mengetahui jumlah kendaraan, pemerintah bisa melakukan rekayasa lalu lintas," kata dia.
Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu pasokan bahan bakar minyak dari masing-masing pemudik. Dari pengalaman sebelumnya, jarak antara SPBU satu dengan yang lain cukup jauh.
Akibatnya, banyak pemudik yang pada akhirnya kehabisan bahan bakar ketika menghadapi macet.
Untuk diketahui, sejauh ini, pemerintah telah menyiapkan Pertamina Mobile yang nantinya dapat membantu pemudik yang kehabisan bahan bakar.
Keberadaan Pertamina Mobile itu akan berada di sejumlah titik strategis di ruas tol Trans Jawa sepanjang Brebes Timur hingga Grinsing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.