BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian PUPR

Digagas Sejak 34 Tahun Lalu, Bendungan Kuningan Menampakkan Wujudnya

Kompas.com - 24/05/2017, 12:03 WIB
Hilda B Alexander

Penulis


KUNINGAN, KompasProperti - 
Setelah digagas sejak 34 tahun silam melalui inisiasi rancangan induk (master plan) Sungai Cisanggarung, Bendungan Kuningan kini mulai menampakkan wujudnya.

Bendungan tersebut dibuat sebagai infrastruktur yang mendukung ketahanan pangan, energi, dan air Nasional. Saat ini, perkembangan konstruksi yang terpantau sudah mencapai 48 persen.

Adapun prediksi selesai pembangunan dan mulai operasi pada akhir 2018. Artinya, setahun lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan semula oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Pada Selasa (23/5/2017), Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) melakukan pengalihan aliran Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok ke saluran pengelak Bendungan Kuningan sebagai tanda dimulainya tahap pekerjaan pembangunan fondasi bendungan utama.

Pengalihan aliran sungai tersebut secara resmi dilakukan dengan ditandai oleh penekanan sirene oleh Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih yang mewakili Dirjen SDA Imam Santoso bersama Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Charisal Akdian Manu dan Asisten Pembangunan Setda II Kabupaten Kuningan Dadang Suparman.

“Progres konstruksi bendungan sudah mencapai 48 persen. Saya bersyukur masyarakat Kabupaten Kuningan (nantinya) bisa mendapatkan manfaat dari keberadaan bendungan ini,” ujar Ni Made Sumiarsih, Selasa.

Dia mengisahkan, proses rancangan yang panjang. Ia pun membeberkan master plan Sungai Cisanggarung yang telah dibuat sejak 1983.

"Mulai dari studi kelayakan Bendungan Cileuweung pada 1984, Studi Komparatif Waduk-waduk di DAS Cisanggarung pada 2007, studi kelayakan Waduk Cileuweung pada 2008, hingga studi detail desain Waduk Cileuweung setahun setelahnya," tuturnya.

Hilda B Alexander/Kompas.com Kepala Pusat Bendungan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih meninjau proses pengalihan saluran sungai untuk pengembangan Bendungan Kuningan, didampingi Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Charisal Akdian Manu, Selasa (23/5/2017).

Berikutnya adalah proses studi LARAP Rencana Waduk Cileuweung pada 2010, Penyusunan Amdal Waduk Cileuweung pada 2011, dan review desain dan model test Bendungan Cileuweung pada 2012. 

Sementara itu, Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Charisal Akdian Manu dalam laporannya menuturkan, bendungan memiliki volume tampung total sebesar 25,9 juta meter kubik dengan anggaran konstruksi senilai Rp 464 miliar.

Bendungan Kuningan punya manfaat menjadi sumber air bagi Daerah Irigasi Cileuweung seluas 1.000 hektar dan Daerah Irigasi Jangkelok seluas 2.000 hektar.

Di samping itu, bendungan tersebut juga memberikan manfaat bagi pengendalian banjir, air baku 300 liter per detik dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 535 KW.

Adapun daerah genangan bendungan Kuningan itu meliputi 5 desa dan 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Desa Kawungsari, Desa Sukarapih) dan Kecamatan Karangkencana (Desa Tanjungkerta dan Desa Simpay Jaya) Kabupaten Kuningan.

Dijelaskan oleh Asisten II Pembangunan  Pemda Kabupaten Kuningan Dadang Suparman, dari 3.000 hektar lahan irigasi yang mendapat manfaat dari keberadaan Bendungan Kuningan tersebut, 1000 hektarnya berada di Kuningan.

“Selebihnya, 2.000 hektar lagi berada di Brebes, Jawa Tengah,” kata dia.

Bendungan Kuningan merupakan proyek strategis Nasional yang menjadi bagian dari program 65 bendungan dalam periode 2015-2019. Penyelesaiannya terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru, pembangunan 1 juta hektar jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.

Adapun lokasinya berada di daerah yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan Nasional, yakni Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan. 


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau