JAKARTA, KompasProperti - Utilitas semen di Indonesia saat ini tercatat kurang memuaskan dibanding dengan kapasitas yang ada.
Dari sisi properti komersial saja, menurut survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pasokan hanya tumbuh kurang dari 5 persen pada kuartal IV-2016. Selain properti, pembangunan infrastruktur juga sangat memengaruhi utilitas semen.
Sales Director PT Holcim Indonesia Tbk Dion Sumedi, mengharapkan kedua sektor ini bisa bertumbuh lebih pesat.
"Kalau mengacu ASI (Asosiasi Semen Indonesia), estimasi pertumbuhan semen 5 persen tahun ini. Kita harapkan saja itu terjadi," ujar Dion kepada KompasProperti, Rabu (10/5/2017).
Meski demikian, menurut Dion, dalam 2 tahun terakhir pertumbuhan semen yang diprediksi 4-5 persen pada kenyataannya tidak tercapai atau stagnan.
Supaya tercapai, ia berharap kepada pemerintah, bagaimana bisa mendorong untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur dan perumahan
"Perumahan kan mestinya sudah (tumbuh) 12 persen, tapi kuartal I/2017 baru 8 persen katanya," jelas Dion.
Ia menambahkan, baik infrastruktur maupun perumahan masih memiliki potensi besar karena kebutuhannya tidak pernah habis.
Di sektor perumahan, khususnya yang terjangkau, pemerintah telah memiliki program Sejuta Rumah untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Padahal sudah ada program itu, tapi realisasinya masih jauh. Kita (industri semen) sudah siap nih," sebut Dion.
Berdasarkan data yang diterima KompasProperti, penjualan Holcim didominasi perumahan dibandingkan infrastruktur.
Sebanyak 80 persen penjualan semen Holcim berasal dari semen kantong, sedangkan 20 persen dari curah.
Untuk kapasitas produksi, Holcim saat ini memiliki 4 pabrik. Di Narogong, kapasitas pabrik mencapai 5,9 juta ton per tahun dan Cilacap 2,7 juta ton per tahun.
Ada pun di Tuban, kapasitas semen Holcim sebesar 2,4 juta ton per tahun dan Lhoknga 1,6 juta ton per tahun.
Selain itu, Holcim juga memiliki fasilitas penggilingan di Ciwandan dan Kuala Indah, sehingga total kapasitas 15 juta ton semen per tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.