Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Potensi Wisata Medis di Bali

Kompas.com - 27/04/2017, 14:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSA DUA, KompasProperti - Selama ini wisata medis atau medical tourism di Asia Tenggara identik dengan Singapura. Siapa tak kenal rumah sakit Mount Elizabeth, Gleneagles, dan National University Hospital?

Banyak orang Indonesia yang melakukan perjalanan medis atau berobat ke Negeri Singa. Selain karena kualitas pelayanannya, tenaga medis, dokter spesialis, dan peralatan dengan teknologi kesehatan yang canggih, juga kemasan medical tourism yang ciamik.

Direktur BIMC Siloam Nusa Dua Bali Ratih Komala Dewi mengakui, faktor-faktor tersebut di atas adalah keunggulan rumah-rumah sakit di Singapura yang menarik orang-orang Indonesia dan sekitar Asia Tenggara untuk berobat dan menjalani wisata medis.

"Rumah-rumah sakit di sana sangat di-support oleh pemerintah melalui regulasi yang mendukung serta promosi berkelanjutan yang sangat menarik. Jadi tak heran, Singapura masih menjadi pilihan utama medical tourism," tutur Ratih menajwab KompasProperti, Rabu (26/4/2017). 

Dia melanjutkan, pemerintah Singapura tidak mengenakan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) atas peralatan kesehatan berteknologi canggih sebagaimana halnya di Indonesia.

Jadi, mudah dimafhumi jika rumah-rumah sakit di sana mengemas wisata medis dengan tarif menarik dan kompetitif.

Namun begitu, Ratih tak menampik Indonesia, terutama Bali punya potensi besar sebagai destinasi wisata medis unggulan.

Bahkan, jika pemerintah menerbitkan regulasi pendukung, termasuk membebaskan PPnBM atas peralatan kesehatan berteknologi canggih, Bali bisa menyaingi Singapura.

Hilda B Alexander/Kompas.com BIMC Hospital Rebranding menjadi BIMC Siloam Nusa Dua Bali.
Pasalnya, Bali merupakan destinasi wisata dunia yang menjadi pilihan utama turis mancanegara.

Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) Bali, Jumlah kunjungan turis asing selama 2016 saja sebanyak 4,92 juta, atau naik 23,14 persen dibanding tahun sebelumnya, 4,001 juta orang.

Dari sepuluh negara yang memasok turis terbanyak, delapan di antaranya meningkat signifikan.

Kedelapan negara tersebut adalah Australia naik 18,23 persen dari 966.869 orang pada 2015 menjadi 1,14 juta orang tahun 2016.

China di posisi kedua dengan lonjakan 43,91 persen dari 688.469 orang menjadi 990.771 orang.

Kemudian, Jepang naik 2,99 persen dari 228.185 orang menjadi 235.009 orang dan Inggris naik 32,15 persen dari 167.628 orang menjadi 221.521 orang.

Selanjutnya berturut-turut India dengan peningkatan signifikan 57,04 persen, Amerika Serikat (27,43 persen), Perancis (25,74 persen), dan Jerman (27,90 persen).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com