RIYADH, KompasProperti - Canadean menilai akan ada 20 juta orang yang datang ke Arab Saudi pada 2020 seiring dengan meningkatnya sektor pariwisata reliji dan kenaikan permintaan ibadah Haji.
Laporan Canadean menunjukkan penyelenggaraan ibadah Haji memberikan peluang pariwisata tidak hanya bagi pemangku kepentingan domestik, tetapi juga internasional.
Terutama grup-grup hotel dan operator tur lantaran bakal ada dua juta jamaah haji yang akan datang pada September ke Mekkah.
Lonjakan itu membantu mengurangi kerugian yang diderita Arab Saudi baru-baru ini di sektor perminyakan yang menyumbang 40 persen produk domestik bruto (PDB) dalam negeri.
Sebagai sebuah ritual tahunan dan terbesar dalam agama Islam, Pemerintah Arab Saudi sadar betapa pentingnya untuk terus berinvestasi terutama membuat para jemaah Haji aman dan nyaman ketika beribadah.
Pemerintah Saudi menginvestasikan banyak uang untuk hotel-hotel baru dan menghabiskan lebih dari 13 juta dollar AS (Rp 172 miliar) per tahun untuk merenovasi kawasan Mekkah.
"Lebih spesifik lagi tedapat rencana pengembangan banyak hotel termasuk Hotel Abraj Kudai yang akan menjadi terbesar di dunia dengan 10.000 kamar. Diperkirakan menelan dana mencapai 3,6 miliar dollar AS," kata Analis Canadean Gillian Kennedy.
Peningkatan tersebut telah diperkirakan setelah Pemerintah Saudi mengakhiri penerimaan kuota haji guna menghindari peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan lantaran kelebihan kapasitas.
Kendati demikian, beberapa insiden yang terjadi ketika musim Haji tetap tidak menyurutkan permintaan untuk bisa beribadah Haji dan justru bertambah setiap tahunnya.
Dengan lebih dari tiga juta pengunjung per tahunnya, akomodasi turis di Arab Saudi mengalami peningkatan harga.
"Sekarang ada 13 dari 15 lingkungan lama di Mekkah yang telah dibangun kembali untuk menjadikannya kamar-kamar hotel dan ruang-ruang komersial," imbuh Kennedy.
Pembangunan kembali itu juga bukan tanpa sebab karena tiap satu meter persegi lahan di sekitar area Masjidil Haram saat ini dihargai sekitar 122.350 dollar AS atau setara Rp 1,6 miliar.
"Imbasnya tentu saja banyak penduduk lokal menjual properti mereka ke pemerintah atau para pengembang real estat," pungkas Kennedy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.