JAKARTA, KompasProperti - Memasuki kuartal II-2017, sektor properti dinilai belum juga mengalami pertumbuhan signifikan.
Padahal, menurut Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata atau Eman, pada 1994 terjadi ledakan permintaan atau booming properti dengan bunga yang tinggi dibandingkan saat ini.
"Dulu tahun 1994 beli rumah itu (bunga) KPR 17,5 persen. Sekarang hanya 8,4 persen. Ada yang katanya 5,6 atau 6 koma sekian persen, bank swasta pada banting bunga," ujar Eman saat pembukaan REI EXPO 2017, di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (15/4/2017).
Eman menambahkan, saat itu dalam satu hari penjualan rumah bisa mencapai 600 unit sampai 1.000 unit.
Kondisi tersebut seharusnya membuat investasi di sektor properti saat ini khususnya rumah non-masyakat berpenghasilan rendah (MBR) lebih kondusif.
Terlebih lagi, sebenarnya masyarakat menengah dan menengah ke atas memiliki uang, terbukti dari jumlah peserta maupun nilai dari program amnesti pajak atau tax amnesty yang terhitung besar.
"Saat sekarang, amnesti pajak sudah selesai, orang-orang yang punya uang lagi lihat-lihat sektor mana yang memiliki nilai tinggi," tutur Eman.
Karena sektor properti memiliki nilai yang sebenarnya lebih baik dibanding sektor lain, ia menilai pengembang harus menunjukkan kembali semangat membangun.
Eman pun mengaku telah mendekati 20 pengembang besar untuk menggenjot produksi properti.
Hal ini dilakukan untuk mendorong pengembang optimistis menyongsong kebangkitan properti pada pertengahan 2017.
"Supaya pasar bisa lihat produknya, ada bunga yang murah, apalagi liat amnesti, pajak juga sudah betul," pungkas Eman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.