Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan "Clean the World", Daur Ulang Sabun Hotel

Kompas.com - 09/04/2017, 16:51 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber CNN

MINNEAPOLIS, KompasProperti - Apakah Anda pernah berpikir tentang apa yang terjadi saat sabun di kamar hotel hanya digunakan sekali?

Ketika mengunjungi Minneapolis, Amerika Serikat pada 2008, Shawn Seipler mengetahui bahwa sabun-sabun ini berakhir di pembuangan. Saat itulah ide untuk daur ulang sabun datang.

Merujuk statistik Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), diare menempati daftar teratas sebagai penyebab utama kematian anak di bawah 5 tahun.

Seipler berpendapat, kebersihan menggunakan sabun bisa membantu menyelamatkan nyawa. Gerakan amal Seipler, "Clean the World", Bersihkan Dunia, pun lahir.

Daur ulang sabun

Proses daur ulang cukup sederhana. Gerakan amal Seipler menyediakan koleksi materi-materi, pelatihan dan kemasan untuk staf rumah tangga sebuah hotel.

Staf hotel dapat mengumpulkan sabun, shampoo, conditioner kemudian mengirimkannya ke pusat daur ulang. Item yang dilebur, disterilkan dan direformasi menjadi sabun baru.

Saat ini, Seipler telah menjalankan lima pabrik daur ulang untuk mengumpulkan sabun dan membotolkannya dari sekitar 4.000 hotel, termasuk Walt Disney Parks and Resorts.

Layanan daur ulang hanya membebankan hotel 75 sen per kamar per bulan dan memungkinkan Seipler untuk mendistribusikan sabun ke seluruh dunia.

Mendunia

"Clean the World" setidaknya telah mendistribusikan 40 juta batang sabun ke 115 negara sejak 2009.

Organisasi ini beroperasi di negara-negara termasuk Kenya, Tanzania dan Haiti. Selain itu, "Clean the World" juga bermitra dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti Children International and Rise Against Hunger untuk menjangkau lebih banyak lokasi dan orang yang membutuhkan.

Untuk organisasi-oorganisasi yang ingin terlibat lebih dekat, "Clean the World" menjual alat kebersihan yang hasil penjualannya disumbangkan untuk amal.

Peralatan ini juga dapat memenuhi kebutuhan perempuan, anak-anak atau orang tua.

Melihat ke masa depan, Seipler mengatakan ia memiliki rencana besar. "Segera, langkah berikutnya adalah untuk memperluas ke daratan China dan Timur Tengah," kata dia.

Seipler juga tertarik untuk memiliki organisasi bantuan pembuat sabun kecil di negara atau bagian negara yang miskin.

"Kami melihat yayasan kegiatan mikro, bagaimana kita membantu (pembuat sabun lokal) menciptakan permintaan untuk sabun mereka atau menjadi re-seller sehingga mereka memiliki nilai ekonomi," tambah Seipler.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau