Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinergikan Lintas Departemen, Kemenpar Gelar Rakornas Pariwisata

Kompas.com - 30/03/2017, 16:22 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata I-2017 dalam rangka memperkuat sinergi semua elemen guna mewujudkan target nasional pariwisata.

Sejumlah elemen seperti Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut menghadiri rakornas yang rencananya digelar selama dua 30-31 Maret 2017.

Rakornas Pariwisata I-2017 yang mengangkat tema "Indonesia Incorporated: Synergies for Better Tourism Connectivity" mengagendakan sejumlah topik bahasan.

Tujuannya untuk membuat dukungan konektivitas udara, laut, dan darat dalam mendukung target 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019 mendatang.

"Kelemahan pariwisata kita ini adalah kurang Indonesia Incorporated, ego-ego antar-kementerian masih besar dan itu mesti diubah menjadi sebuah sinergi kesatuan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, saat membuka rakornas di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Mengubah hal tersebut diakui Arief merupakan perkara gampang dengan hanya menyamakan persepsi terkait "musuh" Indonesia dalam sektor pariwisata.

Arief kemudian dengan tegas menyebutkan Malaysia sebagai "musuh utama" Indonesia dalam sektor pariwisata.

Jika semua kementerian terlibat memiliki pemahaman solid akan hal tersebut maka Arief yakin sinergi yang terjadi bisa lebih kuat lagi.

Selain itu, hal lain yang melemahkan industri pariwisata Indonesia adalah perihal regulasi yang terkait dengan Kemenhub.

"Ada catatan salah satunya adalah kalau mau buat rute penerbangan baru maka maskapai penerbangan harus menciptakan business plan baru dan itu kan nggak sebentar buatnya, sekitar enam bulan makanya regulasi ini harus dimodifikasi," tutur Arief.

Selain itu, tarif berlabuh kapal-kapal di pelabuhan besar Indonesia seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Benoa itu tiga kali lipat dibandingkan negara-negara kompetitor dan itu dinilai Arief sangat mahal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau