Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibuat Melayang, Ini Alasannya...

Kompas.com - 20/03/2017, 12:12 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau Wika dipilih sebagai salah kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Wika bakal menggarap sebanyak 30 persen pekerjaan sipil proyek tersebut bersama 6 kontraktor lainnya dari China.

Menurut Direktur Keuangan Wika Antonius Kosasih, jalur kereta cepat akan dibuat melayang atau elevated.

"Semua (dibangun) elevated karena kereta cepat tidak bisa bertoleransi dengan kontur tanah," ujar Antonius, Jumat (17/3/2017).

Jalur kereta cepat harus dibuat selurus mungkin dan tidak boleh berbelok-belok agar dapat menempuh kecepatan maksimal 300 kilometer per jam.

Jika jarak tempuhnya pendek, kecepatan maksimalnya sekitar 285 kilometer per jam.

Untuk itu, jalur kereta cepat dibangun melayang supaya tidak ada risiko terhalang atau menimbulkan kecelakaan.

Antonius menambahkan, Wika merupakan satu-satunya kontraktor dari Indonesia yang menggarap proyek kereta cepat. Sisanya, yakni kontraktor dari China akan mengerjakan 70 persen pekerjaan sipil.

Beton dari Indonesia

Selain menjadi kontraktor, Wika juga menyediakan beton melalui anak usahanya PT Wijaya Karya Beton Tbk.

Ini dilakukan untuk memangkas biaya logistik pengiriman beton dari China.

"China bawa beton enggak mungkin karena terlalu mahal untuk ongkosnya. Bayangkan 900 ton satu slab," kata Antonius.

Ia menuturkan, paling tidak China hanya akan membawa peralatan pembangunan proyek.

Kontraktor China percaya dengan kualitas beton dari Wika karena telah lolos tes di Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau