JAKARTA, KompasProperti - Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan daerah lainnya.
Meski penduduk terus bertambah, menurut data Statistik Transportasi Jakarta 2015, pertumbuhan jalan di Jakarta tercatat 0 persen pada 2013 dan 2014.
Untuk mobilisasi, menurut Ketua Bidang Transportasi Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) DKI Jakarta Reza Firdaus, sebagian besar masyarakat mengandalkan kendaraan bermotor, terutama sepeda motor.
"Kendaraan bermotor meningkat per tahun sebanyak 9,9 persen. Tahun 2014 ada 17 juta kendaraan bermotor. Ini naik terus, tapi jalannya diam di tempat," ujar Reza saat diskusi "Transportasi Massal untuk Siapa" di Planner Center, Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Dari 17 juta kendaraan bermotor ini, sebanyak 74,67 persen terdiri dari sepeda motor. Sementara mobil penumpang ada sebanyak 18,64 persen dan sisanya mobil beban, mobil bus, dan lain-lain.
Hal tersebut membuktikan, Jakarta dikuasai oleh motor. Kondisi ini tentu harus diubah, mengingat motor tidak cukup aman bagi pengendaranya.
Caranya adalah dengan mengalihkan penumpang ke angkutan umum.
"Tapi, kalau kita lihat, jumlah angkutan umum hanya 38.000 yang melayani. Sementara penglaju tercatat 3 juta orang," tutur dia.
Jumlah 38.000 ini termasuk bus besar, bus sedang, bus kecil angkutan lingkungan, dan bus antar kota.
Sementara taksi tidak dihitung sebagai angkutan umum karena masih termasuk semi-angkutan umum.
Bus wisata dan sewa juga tidak masuk sebagai angkutan umum karena tidak dipakai setiap hari.
"Makanya angkutan umum perlu diperbanyak, agar pengendara motor beralih transportasi," sebut Reza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.