JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam catatan monitoring pengusahaan jalan tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jalan Tol Non Trans Jawa terbagi atas 9 ruas.
Selain di Jawa, tol ini juga dibangun di Kalimantan dan Sulawesi. Total panjangnya 325,09 kilometer dengan biaya investasi Rp 47,78 triliun dan biaya konstruksi Rp 26,145 triliun.
Namun perkembangan konstruksi Jalan Tol Non Trans Jawa tidaklah semasif Tol Trans Jawa. Kendalanya, antara lain pengadaan lahan, dan cuaca yang tidak bersahabat.
Sebagaimana terjadi pada Tol Soreang-Pasirkoja yang molor targetnya akibat pekerjaan terhambat desain, dan curah hujan tinggi.
Berikut adalah perkembangan 4 dari 9 ruas yang masuk dalam daftar Jalan Tol Non Trans Jawa sampai 3 Januari 2017.
1. Soreang-Pasirkoja
PT Citra Marga Lintas Jabar membangun ruas tol Pasirkoja-Soreang (Soroja) sepanjang 10,57 kilometer.
Dibagi menjadi 3 seksi, konstruksi jalan ini baru mencapai 61 persen. Sementara target beroperasinya sendiri pada tahun lalu.
"Pemerintah kan otoritas, sewajarnya mereka memberikan target pada kami. Tapi, kami kan manusia biasa yang tergantung juga dengan kondisi di lapangan," ujar Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar Bagus Medi Suarso kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2017).
Mundurnya operasi tol ini disebabkan oleh perancangan desain yang membutuhkan waktu ditambah kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi.
Pembangunan ruas ini baru bisa dimulai dengan lancar mulai kuartal III/2016. Ditargetkan, April-Mei 2017, Tol Soroja bisa beroperasi.
2. Pandaan-Malang
BUJT yang berperan dalam pembanguna ruas ini adalah PT Jasamarga Pandaan-Malang. Memiliki panjang 37,62 kilometer, jalan ini dibagi menjadi 5 seksi untuk pembangunannya.
Dengan biaya investasi Rp 5,97 triliun dan konstruksi Rp 3,87 triliun, target beroperasinya tol ini adalah pada 2019.
3. Balikpapan-Samarinda