Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Irigasi Colo Direhabilitasi Senilai Rp 265 Miliar

Kompas.com - 16/12/2016, 10:49 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Demi mendukung ketahanan pangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tak hanya membangun waduk baru, tetapi juga membangun dan merehabilitasi jaringan irigasi.

Salah satunya adalah dengan merehabilitasi jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Colo di Provinsi Jawa Tengah yang mencakup lahan seluas 25.000 hektar.

"Kegiatan rehabilitasi di Colo ini bertujuan untuk menaikan indeks pertanian (IP)-nya yang semula di 200 menjadi 300, artinya semua menjadi berfungsi maksimal," papar Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Sigit Santoso, di Bendung Colo, Kamis (15/12/2016).

Sigit menambahkan, sejak dibangunnya Bendung Colo pada 1982, kegiatan rehabilitasi besar-besaran baru dilaksanakan pada 2016 ini.

Rehabilitasi ini menyusul kerusakannya yang sudah mencapai 50 persen akibat sedimentasi.

"Sudah lama tidak direhabilitasi sejak berfungsi tahun 1987 hanya rehabilitasi kecil saja dan banyak saluran yang belum di lining sehingga airnya tidak sampai ke sawah," tambah dia.

Ada pun anggaran untuk kegiatan rehabilitasi tersebut adalah sebesar Rp 265,36 miliar yang dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak sejak Agustus 2016. 

Melalui kegiatan tersebut diharapkan pada 2019 mendatang jaringan irigasi tersebut sudah 100 persen sesuai dengan fungsinya.

"Kontraknya sendiri berakhir 2019, namun melalui percepatan kegiatan ini akan selesai pada 2018," jelas Sigit.

Jaringan irigasi D.I Colo bersumber dari Waduk Wonogiri dan terdiri dari dua jaringan irigasi, yakni jaringan irigasi Colo Timur Colo Barat.

Jaringan irigasi Colo Timur memiliki kapasitas saluran 24 meter kubik per detik untuk mengairi sawah seluas 20 ribu hektar yang melintasi Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Sragen dan Ngawi (Jawa Timur).

Sementara itu jaringan irigasi Colo Barat memiliki kapasitas saluran 5,30 meter kubik per detik untuk mengairi sawah seluas 5 ribu hektar yang melintasi Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo dan Klaten.

Jaringan irigasi D.I Colo bersumber dari Bendungan Wonogiri dan Bendung Colo yang lokasinya berada di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.

Adanya sedimentasi mencapai enam juta meter kubik membuat Bendungan Wonogiri mengalami pendangkalan sehingga aliran air menuju Bendung Colo membawa butiran lumpur sedimentasi.

Hal ini berdampak pada bangunan pengambilan (intake) yang mengakibatkan debit air yang dibutuhkan menjadi berkurang.

Selain itu, dampak lainnya adalah kebutuhan masyarakat untuk air baku, listrik, dan irigasi pun ikut berkurang dan distribusinya menjadi tak maksimal.

"Semakin lama kan penggunaan air bukannya semakin turun tapi semakin naik sehinga kalau yang dulu bisa menampung banyak terus berkurang ya makin lama juga berkurang distribusinya. Terutama kalau musim kemarau kelihatan sama-sama ribut masalah kekurangan air," tuntas Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com