JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah sampah menjadi salah satu perhatian utama bagi Surabaya, Jawa Timur.
Berbagai upaya telah ditempuh pemerintah kota untuk mewujudkan Surabaya yang bebas dari sampah. Terbukti, setiap sudut Kota Pahlawan ini bersih dan sedikit sekali sampah yang berserakan.
Lalu, apa saja upaya-upaya pemerintah kota?
"Setiap jam 6 pagi, (Surabaya) harus sudah bersih. Itu sudah menjadi tugas kami," ujar Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya Chalid Buhari di Kompas Gramedia, Senin (5/12/2016).
Selain petugas, kata Chalid, pemberdayaan masyarakat juga digalakkan terutama terkait limbah.
Contohnya, siswa-siswi SD-SMA yang diajarkan untuk mengurangi sampah. Saat istirahat dan jajan di kantin misalnya, siswa diharuskan untuk membawa tempat makan dan gelas minum sendiri.
Petugas kantin juga dilarang untuk menjual makanan atau minuman di dalam plastik sekali pakai.
Sementara di tingkat RT/RW, tutur Chalid, petugas setempat mereduksi sampah minimal dengan memilah sampah.
"Kami hitung nanti penghasilan sampahnya, berapa yang dikeluarkan dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) itu," sebut dia.
Ia menambahkan, jumlah kader lingkungan di Surabaya mencapai 29.500 orang dengan 240 bank sampah.
Para kader ini tidak digaji melainkan bekerja secara sukarela membersihkan Surabaya dari sampah.
Upaya lainnya dari pemerintah adalah dengan meminta kampung-kampung mempromosikan produk daur ulang sampah sendiri.
Cara ini cukup efektif menarik para wisatawan dalam negeri dan internasional untuk masuk ke kampung-kampung dan melihat sendiri proses pembuatan produk daur ulang sampah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.