SURABAYA, KOMPAS.com - Surabaya Barat semakin bergelora. Perkembangannya terhitung paling pesat di antara kawasan-kawasan lainnya di Surabaya.
Dalam lima tahun terakhir berbagai megaproyek properti berdiri menghiasi kaki langit kawasan ini. Sebut saja Grand Sungkono Lagoon, 88 Avenue, Spazio, Supermal Pakuwon, Pakuwon Indah, dan lain-lain.
Hal itu tentu saja mengatrol harga lahan dan propertinya, hingga rerata 10 sampai 15 persen per tahun. Kendati pun perekonomian sedang melambat, Surabaya tetap bergerak.
Transaksi masih berjalan normal, bahkan lebih baik ketimbang tahun 2014, dan 2015 silam. Di Surabaya, PT Intiland Development Tbk mampu mencatat transaksi penjualan hingga akhir kuartal III-2016 senilai Rp 990 miliar atau 90 persen dari target Rp 1,1 triliun.
Kontributor terbesar masih berasal dari proyek eksisting macam apartemen Graha Golf, The Rosebay, Spazio, dan Praxis.
Terkait tingginya harga lahan, menurut Direktur Marketing PT Intiland Grande, anak usaha PT Intiland Development Tbk, Harto Laksono, sudah mencapai kisaran Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.
"Di Graha Famili saja ada yang sudah mencapai Rp 25 juta per meter persegi," ungkap Harto kepada Kompas.com, Rabu (7/12/2016).
Sementara harga propertinya, khusus rumah tapak atau landed residential termurah sekitar Rp 7 miliar dengan ukuran 400 meter persegi, dan terluas berdimensi 1.000 meter persegi mencapai kisaran Rp 50 miliar hingga Rp 60 miliar.
Ini artinya, harga rumah terluas di Graha Famili sama dengan nilai investasi untuk membangun hotel bujet atau hotel ekonomi 60 sampai 100 kamar.
"Harga rumah memang sudah tinggi, dan hanya bisa diakses oleh mereka yang sudah mapan secara status sosial, dan finansial," imbuh Harto.
Harto mengklaim harga rumah di Graha Famili dengan pemandangan lapangan golf tersebut merupakan tertinggi di Surabaya Barat untuk saat ini.
Meskipun ada tiga perumahan lainnya yang sama-sama memiliki panorama serupa yang dikembangkan Pakuwon Group, Ciputra Group, dan Bukit Darmo, posisi Graha Famili lebih dekat ke pusat kota Surabaya.
Karena itulah, Intiland Grande kemudian menghadirkan The Rosebay. Ini merupakan apartemen yang dirancang untuk menjawab kebutuhan pasar kelas menengah atas.
Harganya dibuat sedikit lebih "terjangkau" yakni serentang Rp 2,5 miliar hingga Rp 5 miliar per unit.
Dengan strategi harga seperti ini, Intiland Grande mampu mendulang penjualan Rp 350 miliar dari 60 persen unit The Rosebay yang terjual dengan total 177 unit.
"Menargetkan penjualan keseluruhan unit habis hingga kuartal I-2017 dengan nilai Rp 650 miliar hingga Rp 700 miliar," ucap Harto.
Sementara apartemen dengan kelas di atasnya yakni Graha Golf, saat ini dibanderol dengan harga Rp 4,3 miliar untuk unit 138 meter persegi, dan Rp 11 miliar untuk unit 174 meter persegi.
Graha Golf didesain sebanyak 6 menara tingkat rendah dengan jumlah total 78 unit per tiga menara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.