Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Inovasi Ini, Mobil Tidak Perlu Berhenti di Pintu Tol

Kompas.com - 09/11/2016, 22:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan merupakan masalah klasik yang ada di kota-kota besar, contohnya Jakarta.

Salah satu penyebab kemacetan di sejumlah ruas jalan Jakarta adalah karena antrean di pintu masuk tol.

"Pengemudi butuh waktu untuk transaksi. Meskipun sekarang sudah ada sistem tapping, tapi itu tetap membutuhkan waktu," ujar Business Director Infrastructure, Construction, Energy and Government Market PT 3M Indonesia, Audist Subekti kepada Kompas.com di Indonesia Infrastructure Week, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Menurut dia, dulu ketika transaksi masih manual, pengemudi harus memberikan uang dan menunggu kembalian jika uangnya berlebih.

Kemudian, pemerintah "memaksa" pengemudi untuk menggunakan kartu elektronik dari bank sebagai pengganti uang tunai.

Namun, sistem ini juga membuat pengemudi tetap harus berhenti di depan gerbang dan menempelkan kartu elektronik pada mesin.

Untuk itu, PT 3M Indonesia menghadirkan inovasi yang memungkinkan pengemudi tidak perlu berhenti melakukan transaksi di depan gerbang.

"Dengan ERP (Electronic Road Pricing) Toll, pengemudi bisa tetap berjalan melewati gerbang asalkan di dalam ERP masih ada saldonya," kata Audist.

Ia menambahkan, cara kerjanya mirip seperti saat pembeli di minimarket membayar belanjaannya.

Kasir hanya menembak alat berupa reader pada barcode yang ada di barang. Dalam waktu singkat, nama barang akan muncul di layar komputer berikut harganya.

ERP Toll ini juga hanya berupa barcode yang ditempel di jendela depan kendaraan. Bentuknya kecil sehingga tidak mengganggu penglihatan pengemudi.

"Jadi saat reader membaca barcode, itu langsung keluar data-data mobil. Bahkan nomor polisi dan merek mobilnya. Otomatis, reader akan menarik saldo dalam akun barcode," tutur Audist.

Saat ini, kata dia, sejumlah kota di negara-negara dunia sudah menggunakan inovasi tersebut, seperti Singapura.

Sementara di Indonesia, pemerintah sendiri mulai melakukan pendekatan terkait pemasangan mesin ERP tersebut.

Sejumlah pihak yang tengah penjajakan antara lain Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Karena kita tahu ya, Jakarta macetnya ini seperti apa," tandas Audist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau