Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubah Citra Rusun, Jakarta Siapkan Empat Konsep

Kompas.com - 08/11/2016, 12:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam penanganan kawasan kumuh dan permukiman di sekitarnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakui tak memiliki satu institusi khusus untuk mengatasinya.

Dinas Perumahan yang mestinya melakukan hal tersebut nyatanya hanya bekerja untuk membangun rumah susun (rusun) saja.

"Ketika saya tanya Dinas Perumahan kerjanya apa mereka bilang bangun rusun saja, terus siapa yang menangani kawasan kumuh dan permukiman? Di Jakarta ini tidak ada satu lembaga khusus untuk menangani itu," ungkap Deputi Gubernur Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Muadzin Mungkasa, dalam Seminar Urbanization, Urban Housing, and Housing Finance in Indonesia di Hotel Grand Hyatt di Jakarta, Senin (7/11/2016).

Pembangunan rusun selama ini dianggap sebagai sarana pemindahan penduduk di kawasan kumuh saja.

Padahal, menurut Oswar, rusun ditujukan untuk menghilangkan kawasan kumuh menjadi lebih baik.

Demi menghilangkan anggapan tersebut, Oswar mengakui bahwa Pemprov DKI Jakarta telah memiliki rencana untuk membagi empat kelompok rusun.

Pertama rusun yang disubsidi sebesar 80 persen. Kemudian kedua rusun yang disewakan ke masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp 10 juta tanpa subsidi.

Ketiga, rusun hak milik (rusunami) yang bisa dijual hanya ke pemerintah agar tak ada investor besar yang masuk.

Terakhir, rusun yang dibangun hasil kerja sama dengan pemilik tanah.

Konsep perubahan citra rusun bukan hanya dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta saja, melainkan juga masuk dalam rencana pemerintah pusat.

Kompas.com/Robertus Belarminus Rusun Rawa Bebek yang baru di Cakung, Jakarta Timur. Senin (10/10/2016)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan rencana pembangunan rusun di salah satu kawasan kumuh Jakarta, yakni di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

"Ada dua rusunawa yang ingin kami bangun di Sungai CIliwung, yaitu Rusunawa Kebon Baru dan Rusunawa Cawang," ujar Kepala BPIW Rido Matari Ichwan, Oktober silam.

Dari desain yang ada, Rusunawa Kebon Baru memiliki luas area 2,82 hektar dan akan dibangun sebanyak tujuh blok dengan tinggi 16-24 lantai dan tipe hunian 36 meter persegi.

Dengan asumsi 1 kepala keluarga (KK) sama dengan 4 jiwa maka BPIW memperkirakan 2.488 unit rusun di Rusunawa Kebon Baru akan dihuni sebanyak 9.952 jiwa.

Adapun estimasi biaya untuk pembangunan rusunawa ini adalah senilai Rp 1,5 triliun.

Sementara itu, untuk Rusunawa Cawang akan dibangun dengan luas area 14,56 hektar dan terdiri dari 11 blok setinggi 24 lantai dengan tipe unit hunian 36 meter persegi.

"Kapasitas hunian di Rusunawa Cawang adalah 6.735 unit dengan jumlah penduduk perkiraan 26.940 jiwa. Estimasi biayanya sendiri Rp 2,9 triliun," pungkas Rido.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com