JAKARTA, KOMPAS.com - Pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sampai dengan triwulan II-2016 masih rendah yakni hanya Rp 0,69 triliun dari total Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) FLPP tahun 2016 sebesar Rp 10,58 trliun.
Jawa Barat, menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dikutip dalam laporan hasil Survei Properti Residensial Bank Indonesia (BI) merupakan provinsi dengan realisasi FLPP tertinggi yakni Rp 200 miliar untuk membiayai 1.984 unit rumah.
Disusul Banten dengan Rp 77,4 miliar untuk rumah 814 unit, Kalimantan Barat dengan Rp 39,7 miliar untuk 408 unit rumah, Jawa Timur dengan Rp 35,39 miliar untuk 395 unit rumah, dan Sulawesi Selatan dengan Rp 33,13 miliar untuk 339 unit rumah.
Sedangkan Bali dan DKI Jakarta merupakan provinsi dengan realisasi FLPP terendah, masing-masing Rp 98,1 juta untuk 1 unit rumah dan Rp 325 juta juga untuk satu unit rumah.
Sementara itu, BI mencatat peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan yang sekaligus merupakan cerminan kenaikan penjualan properti.
Hingga triwulan II-2016, total KPR dan KPA menyentuh level Rp 350,34 triliun. Angka ini tumbuh 2,39 persen dibandingkan 0,38 persen pada triwulan sebelumnya.
Sementara itu, pertumbuhan total kredit perbankan naik menjadi 2,72 persen setelah mengalami perlambatan 2,24 persen pada triwulan sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.