BOGOR, KOMPAS.com - Saat ini, kendati sudah muncul konsep Small Office Home Office atau SOHO, kondisi internet super lelet membuat pengguna jasa internet di rumah kerap mengeluh. Anda misalnya, seberapa kencang mengakses internet di rumah atau apartemen Anda saat ini?
Pertanyaan tersebut kerap muncul terutama di tengah merebaknya fenomena bekerja dari rumah, disusul ramainya kemunculan perusahaan-perusahaan rintisan digital (start up) di Tanah Air. Sayangnya, kemunculan tren tersebut belum sepenuhnya didukung infrastruktur memadai, terutama dari sektor properti hunian atau perumahan.
"Kondisi internet lelet jelas menghambat aktivitas di era yang serba digital saat ini," ujar CEO Cyber Park Indonesia, Dedi Yudiant, di acara peluncuran Tamansari Cyber di Kelurahan Mulyaharja, Bogor, Jawa Barat, Senin (2/5/2016).
Untuk menjawab kebutuhan itu, lanjut Dedi, Cyber Park Indonesia bekerjasama dengan produsen fiber optik Powertel membangun kawasan hunian dengan fasilitas mega fiber optik. Menurutnya, konsep cyber home ini masih satu-satunya di Indonesia.
"Selama ini, banyak rumah masih mengandalkan paket internet dengan kuota dari televisi berbayar. Di sini kami bangun fasilitas akses internet kapasitas besar dan cepat dengan fiber optik. Setiap rumah terpasang internet dengan kekuatan riil 100 Mbps dengan upload dan download sama atau simetris dengan opsi IP Public bila ingin menghidupkan server sendiri dari rumahnya," ujar Dedi.
"Sekarang sudah progres menuju 1 Gbps di setiap rumah. Bahkan, kami sedang upgrade menuju 10 Gbps," tambahnya.
Dedi mengatakan, jika hunian mewah lebih mengutamakan interior yang tampak mewah, di Tamansari Cyber dia tak lagi menjadikan luxurious itu sebagai gimmick. Menurut dia, interior mewah sudah biasa, tapi rumah dengan infrastruktur internet super kencang baru luar biasa.
Untuk itulah, konsep cyber home di lahan seluas 13 hektar dan berdempetan dengan kawasan milik pengusaha Aburizal Bakrie, Bogor Nirwana Residence (BNR), ini diperuntukkan bagi para pengusaha atau pebisnis berbasis jaringan (daring) atau bagi para pekerja di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) yang berkutat dengan internet. Kecepatan internet di dalamnya sangat stabil, baik untuk mengunduh atau mengunggah data di dalam rumah.
Saat ini tipe rumah Tamansari Cyber dirancang dalam dua jenis, yaitu Homepage dan Bandwith dengan jumlah total 400 unit. Untuk tipe Homepage seluas bangunan 75 meter persegi dan luas tanah 120 meter persegi, harga yang ditawarkan Rp 1,2 miliar. Sementara itu, untuk tipe Bandwith dengan luas bangunan 62 meter persegi dan luas tanah 105 meter persegi harganya dibanderol Rp 1 miliar lebih.
"Dari guru online, dokter online, industri kreatif, industri digital dan sebagainya. Ini sudah eranya ekonomi digital. Ini bukan lagi bicara home user seperti biasanya. Kalau mau seperti itu, orang bisa pilih rumah konvensional, karena kami membangun ini sebagai rumah masa depan untuk generasi Y dan generasi Z," jelas Dedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.