Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Aset-aset Properti Wahyu yang Diduga Meminta Fasilitas Plesiran di Sydney

Kompas.com - 31/03/2016, 23:56 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Wahyu Dewanto kembali menyeruak ke permukaan. Setelah diguncang isu politik uang pada pemilihan anggota legislatif DPRD Jakarta tahun 2014, kini namanya dikaitkan dengan surat permintaan fasilitas khusus selama yang bersangkutan berkunjung ke Sydney, Australia. 

Baca: Soal Permintaan Fasilitas Khusus Selama Kunjungan di Sydney

Siapa Wahyu yang disebut dalam surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi?

Selain dikenal sebagai Bendahara Umum DPP Partai Hanura, kelahiran 18 Desember 1979 ini juga beken sebagai pengusaha properti.

Dari penelusuran Kompas.com, Wahyu merupakan pemilik beberapa properti komersial di Jakarta.

Di antaranya adalah Pusat Grosir Cililitan (PGC) di kawasan Cililitan Jakarta Timur. Ini merupakan properti ritel berkonsep strata title perdananya.

Berdiri di atas area seluas 1,9 hektar di ruas Jl Mayjen Sutoyo, PGC mencakup bangunan setinggi 6 lantai area perdagangan, dan 4 lantai parkir.

favehotel Ekspansi favehotel melengkapi pertumbuhan hotel berbiaya murah di Indonesia.
Untuk mendirikan PGC yang menelan investasi senilai Rp 250 miliar, ini Wahyu berkongsi dengan Ian Wisan, pemilik sekaligus pendiri Trivo Group.

Properti berikutnya adalah hotel. Wahyu sukses membangun hotel dengan klasifikasi ekonomi alias budget hotel. Fasilitas akomodasi bertajuk Fave Hotel Cililitan ini mencakup 194 kamar yang dilengkapi 10 ruang pertemuan.

Ayah tiga anak ini juga ternyata merupakan pengembang Jakarta Box Tower (JB Tower) di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Perkantoran ini diklaim sebagai gedung ramah lingkungan yang dirancang setinggi 131 meter atau 32 lantai.

Tabitha/C22 Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama meresmikan peletakan batu pertama JB Tower, Rabu (29/5/2013). Dalam acara groundbreaking tersebut, Basuki juga menyampaikan komitmen Pemprov DKI dalam menangani masalah pembangunannya liar serta penyediaan hunian layak bagi penduduk DKI Jakarta.
Menempati area seluas 7.000 meter persegi, pembangunan fisiknya hanya "memakan" tempat seluas 5.816 m2 sehingga ada sekitar 1.500 m2 lagi yang akan digunakan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dan trotoar bagi pejalan kaki.

Peletakan batu pertama JB Tower dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama pada Rabu (29/5/2013) yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Guna merealisasikan JB Tower, Wahyu merogoh kocek tak kurang dari Rp 600 miliar di bawah bendera PT Mardhika Artha Upaya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com