KOMPAS.com - Lonjakan pembangunan apartemen di Brisbane, Australia akhirnya menghapus label 'mati setelah gelap', dan mengubah ibu kota Queensland menjadi 'kota tujuh hari'.
Artinya, perekonomian akan terus berjalan tanpa waktu libur dan tidak mengenal pagi atau siang hari.
Menurut Managing Director National Property Research Matthew Gross, hal tersebut berdampak pada peningkatan konstruksi yang terjadi dalam radius 5 kilometer dari CBD.
Saat pertemuan Urban Development Institute of Australia (QLD), selama dua hingga tiga tahun ke depan, ekonomi kota Brisbane di waktu malam akan meningkat secara signifikan.
"Keuntungan utama untuk CBD Brisbane dan pinggiran kota adalah bahwa kualitas ritel, kafe, restoran dan kehidupan malam akan meningkat secara substansial. Brisbane akan mulai menjadi sebuah kota tujuh hari," kata Gross.
Dia menambahkan kota akan menjadi "bersemangat" dengan perkembangan apartemen, sehingga memicu layanan yang lebih baik.
Menurut dia, kunci infrastruktur datang dengan adanya pengembangan kasino Queens Wharf dan beberapa proyek di Brisbane selatan. Proyek-proyek ini berlangsung selama bersama-sama.
Saat ini, harga jual rumah di Brisbane selatan mencapai 1,3 juta dollar AS (Rp 17,3 miliar), sementara harga sewa 560 dollar (Rp 7,4 juta) per minggu.
Adapun untuk apartemen, rata-rata harganya mencapai 480.000 dollar (Rp 6,4 miliar). Sedangkan untuk harga sewanya 500 dollar (Rp 6,6 juta) per minggu.
"Apa yang kita lihat selama lima tahun ke depan adalah Brisbane berubah secara dramatis. Brisbane akan menjadi kota dengan gaya hidup selama tujuh hari berturut-turut," kata Gross.
Ia melanjutkan, bahkan tanpa Queens Wharf, Brisbane tetap akan maju karena kita akan memiliki volume warga yang datang ke restoran, kafe , gaya hidup, dan kehidupan jalanan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.