Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Tapera, Pengusaha Seharusnya Mendukung karena Banyak Manfaatnya

Kompas.com - 19/02/2016, 16:47 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor properti khususnya perumahan berkontribusi cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Pasalnya, sektor ini melibatkan 174 industri lainnya.

Perumahan juga merupakan kebutuhan primer, namun tidak semua orang mampu memilikinya. Untuk itu, pemerintah akan siapkan satu institusi yang siap membantu dan tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pembangunannya.

Caranya adalah dengan menyiapkan dan memberlakukan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Tetapi, cara ini tak nerjalan mulus. Banyak tantangan dan hambatan yang mengadang. Salah satunya keberatan yang dilontarkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Padahal, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Apindo tidak perlu keberatan terhadap Tapera.

"Jadi industri perumahan akan tumbuh berkelanjutan dengan adanya Tapera. Nah, manfaat bagi para pengusaha akan tumbuh secara berkelanjutan juga. Mereka (Apindo) harus lihat seperti itu, bisnis jalan, profit jalan," ujar Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Maurin Sitorus, di Jakarta, Jumat (18/2/2016).

Tapera, kata Maurin, adalah salah satu faktor dalam menunjang pembiayaan perumahan. Tentu saja, sejalan dengan Program Nasional Pembangunan Sejuta Rumah. Sebelum ada program pemerintah, pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hanya 76.000 unit.

Kemudian, pemerintah melaksanakan program sejuta rumah, dengan pembangunan rumah MBR yang meningkat jadi 142.000.

Dengan demikian, kata Maurin, peningkatan yang ada adalah sekitar 70.000 unit rumah. Secara langsung, Apindo dapat manfaat dari peningkatan permintaan industri turunan properti, misalnya semen, genteng, baja, dan keramik.

Jika ada Tapera, industri perumahan akan meningkat tajam. Semua peningkatan itu akan dirasakan oleh semua. Selain Apindo, yang akan merasakan dampaknya adalah Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Secara lebih spesifik, ia mencontohkan, beban Tapera yang dikenakan kepada pengusaha hanya 0,5 persen. Perbandingan beban dengan manfaat yang diterima berkat meningkatnya industri perumahan, akan lebih besar manfaatnya.

"Jadi kalau 0,5 persen itu saya yakin jauh lebih kecil dari manfaat yang mereka dapat. Dilihat secara komprehensif, kita mendorong (Tapera) ini, supaya liat jauh ke depan," sebut Maurin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com