Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2015, 15:55 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun kekeringan terjadi setiap tahun, wilayah dan luas lahan pertanian yang terdampak pada tahun ini hanya sekitar 20.000 hektar dari total 14 juta hektar.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan hal tersebut kepada Kompas.com, di Gedung Departemen Pertanian (Kementerian Pertanian), Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (10/8/2015). 

Menurut Amran, setiap musim kemarau, Indonesia memiliki lahan terdampak seluas 200.000 hektar setiap tahun. Kekeringan yang terjadi pada tahun 2015 ini tidak terlalu membawa dampak signifikan.

"Kekeringan padi tidak seluruhnya terjadi pada 14 juta hektar. (Luas lahan terdampak kekeringan di) Puso hanya 20.000 hektar," ujar Amran.

Walau begitu, Amran tidak menyebutkan berapa nilai kerugian dari gagal panen seluas 20.000 hektar ini. Di sisi lain, Amran mengakui, sampai Agustus, panen lahan pertanian sudah 76 persen atau di secara total seluas 11 juta hektar. Lahan yang sudah selesai panen ini tidak akan terdampak kekeringan lagi.

Sementara itu, hingga November-Desember, sebanyak 8 persen lahan sawah berpotensi panen. Angka ini masih dalam posisi aman jika dibandingkan dengan tahun 1998.

Adapun puncak kekeringan diperkirakan terjadi pada September-Oktober 2015. Seluas 15 persen lahan yang berpotensi kekeringan akan menjadi fokus Kementerian Pertanian agar puso tidak terjadi.

Kementerian Pertanian, lanjut Amran, sudah melakukan upaya tambahan sejak Januari 2015. Beberapa upaya yang dilakukan adalah menyiapkan pompa hingga 21.000 unit. Pompa ini akan didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga memperbaiki irigasi tersier terhadap 1,3 juta hektar dan upaya tambah tanam terhadap lahan-lahan seluas 24.000 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau