Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Hunian Paling Diuntungkan Saat MEA Berlaku

Kompas.com - 30/07/2015, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang secara resmi akan diberlakukan pada akhir tahun 2015, diyakini bakal mengatrol bisnis properti khususnya subsektor hunian.

CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono mengutarakan pendapatnya terkait dampak MEA dan pertumbuhan bisnis properti di Indonesia kepada Kompas.com, Rabu (29/7/2015).

MEA yang menitikberatkan pada peningkatan bisnis internasional di antara negara-negara ASEAN, memiliki satu karakteristik yakni basis pasar dan produksi tunggal. Hal ini yang akan mendorong pergerakan produk barang, jasa, permodalan/investasi dan tenaga kerja secara bebas.

Dengan adanya potensi pergerakan masuk-ke luar tenaga kerja, diperkirakan akan terjadi peningkatan tenaga kerja asing ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Bila dikaitkan dengan sektor properti, maka hunian akan menjadi salah satu sub-sektor properti yang berpotensi menikmati dampak positif pemberlakuan MEA.

"Masuknya tenaga kerja asing, akan mendorong meningkatnya kebutuhan tempat tinggal, apakah itu hunian berbasis sewa maupun strata karena strata-title residential pun juga banyak yang disewakan oleh pembelinya," tutur Hendra.

Menurut Hendra, dampak MEA terhadap sektor properti hunian akan dapat dirasakan dalam jangka waktu sekitar dua hingga empat tahun mendatang setelah pemberlakuan MEA karena Indonesia masih membutuhkan waktu untuk memenuhi persyaratan menjadi MEA competitive economic region.

Daya kompetisi yang dibutuhkan ini yaitu pembenahan infrastruktur, kebijakan kompetitif, hak kekayaan intelektual, proteksi konsumen, pembenahan sistem perpajakan dan perdagangan dunia maya (e-commerce). Bila semua persyaratan di atas terpenuhi, maka Indonesia akan menjadi negara yang akan menarik masuk tenaga kerja asing dalam jumlah lebih banyak dari sebelum pemberlakuan MEA sehingga mendongkrak permintaan sektor hunian.


Kondominium

Untuk prediksi sampai akhir tahun 2015, pasokan eksisting kondominium atau apartemen strata di Jakarta akan mencapai 155.889 unit atau melonjak 20,2 persen dibanding pencapaian kuartal kedua.

Pada kuartal kedua, terjadi penambahan pasokan kumulatif kondominium sebanyak 9.100 unit yang datang dari beberapa proyek, khususnya di daerah Jakarta Selatan. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, sehingga menyebabkan tingkat penjualan menurun sebesar 2,5 persen.

"Ke depannya, kami prediksikan tingkat penjualan secara keseluruhan akan berada di kisaran 91 persen sampai 92 persen sampai akhir 2015," imbuh Hendra.

Sementara harga rerata diperkirakan tidak meningkat secara signifikan seiring dengan lesunya pasar properti secara keseluruhan. Harga rerata kondominium Jakarta mencapai Rp 22,9 juta per meter persegi dan diprediksi meningkat 5 persen-8 persen sampai akhir tahun 2015.

Secara umum, kata Hendra, dapat dikatakan belum ada indikasi yang signifikan sehubungan dengan diberlakukannya MEA 2015. Dengan kata lain, performa sektor residensial masih lebih dipengaruhi oleh melambatnya sektor properti, seiring dengan lesunya perekonomian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau