Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Kepentingan Publik, Harga Tanah Harus "Distatusquokan"

Kompas.com - 09/06/2015, 08:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

GARUT, KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia publik jika di suatu kawasan terdapat proyek pembangunan skala besar, harga tanah bakal melonjak tajam. Demikian halnya di daerah termiskin kedua di Jawa Barat yakni Kabupaten Garut.

Harga tanah aktual di sekitar Bendung Copong, Kecamatan Leuwigoong, melambung hingga Rp 10 juta per meter persegi. Sementara pada 2010 lalu harganya hanya berada pada level Rp 200.000 hingga Rp 1 juta per meter persegi.

Padahal, di sekitar area Bendung Copong akan dibangun obyek wisata baru yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Garut.

Sementara harga lahan di kawasan lainnya terutama di pusat kota, di kawasan perbatasan, dan di kawasan pusat bisnis bervariasi, mulai dari Rp 150.000 per meter persegi hingga Rp 5 juta per meter persegi.

Dengan kondisi harga lahan demikian tinggi, akan menghambat pembebasan lahan untuk pemanfaatan bendung tersebut. Demikian halnya untuk kepentingan infrastruktur dasar lain seperti jalan, jembatan, dan kawasan perumahan terpadu.

Untuk itu, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Soeharso Monoarfa, mengusulkan agar tanah di kawasan tertentu yang akan dibangun untuk kepentingan umum, distatus-quokan. Harga tanah jangan dibiarkan naik berkali-kali lipat.

"Kalau ada daerah yang sudah menjadi wilayah aksi pembangunan, segera memberlakukan status quo tidak diperjualbelikan lagi," ujar Soeharso saat kunjungan kerja ke Kabupaten Garut dan Kota Tasikmalaya, didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Anggota DPR RI Komisi V Nurhayati, Senin, (8/6/2015).

Status quo atas lahan tersebut, lanjut Soeharso, dimungkinkan karena sudah diatur dalam UU Nomor 2 tahun 2012 mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

"Langsung distatusquokan saja, karena kalau naik akan merepotkan," imbuh Mantan Menteri Perumahan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu II.

Soeharso tahu betul betapa harga tanah yang tinggi akan sangat menghambat pembangunan. Tak hanya pembangunan jalan, dan jembatan, melainkan juga perumahan.

Hal tersebut diamini Basuki. Menurut dia, program pemerintah saat ini adalah pembangunan kawasan hunian terpadu yang mengintegrasikan rumah, sanitasi, pelayanan air bersih layak minum, dan infrastruktur lainnya yang memerlukan lahan luas.

"Jika harga lahan terlalu tinggi, pemerintah tidak sanggup membebaskannya. Itu akan sangat menghambat," tandas Basuki.

Dalam kunjungan kerja selama dua hari ini, selain meninjau Bendung Copong, rombongan juga meninjau infrastruktur dasar lainnya seperti perbaikan jalan, jembatan, sekolah, dan juga kawasan miskin di Kabupaten Garut, dan Kota Tasikmalaya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Berita
[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com