Melihat peluang tersebut, pengembang properti Megakarya Group pun kemudian membangun Cinere Resort Apartment di lahan seluas 1,3 hektar dengan kisaran harga Rp 220 juta hingga Rp 500 juta.
"Pemasaran Cinere Resort mendapatkan respon positif dari konsumen. Pembeli kebanyakan berasal dari sekitar lokasi, misalnya pekerja kantoran di Simatupang atau para orang tua yang rumahnya dekat dengan proyek. Mereka membelikan unit untuk keluarganya," ujar Marketing Director Megakarya Group, Ahmad Siddiq, di Jakarta Selatan, Rabu (25/3/2015).
Antusiasme pasar, kata Siddiq, disebabkan karena lokasi Cinere sedang naik daun. Kawasan ini, akan dilintasi jalan tol Depok-Antasari. Targetnya, proyek jalan bebas hambatan ini akan selesai pada 2017. Sementara di selatan Cinere, terdapat tol Jakarta Outter Ring Road (JORR) 2.
Selain karena berlokasi strategis, menurut Siddiq, kelebihan apartemen ini adalah memiliki fasilitas penunjang gaya hidup modern. Fasilitas paling diincar pembeli, termasuk kolam renang dengan tema resor tropis. Siddiq menyebutkan, para pembeli berebut mencari unit yang menghadap ke kolam renang tersebut.
Rencananya, apartemen ini akan mencakup 2.500 unit yang dikembangkan melalui dua tahap pembangunan yaitu Tower Senggigi dan Tower Kintamani. Pada tahap pertama akan dibangun 1.300 unit, sementara tahap kedua adalah 1.200 unit. Pada penawaran tahap pertama, yaitu Februari 2015, Megakarya menjual 300 unit.
Siddiq menargetkan, seluruh unit habis terjual pada tahap pertama, yaitu kuartal III 2015. Ia optimis, target tersebut akan tercapai.
"Pasar di Cinere cukup besar. Landed house (rumah tapak) di pinggiran Jakarta sudah tidak ada yang kecil, harganya pun sudah di atas Rp 1 miliar," kata Project Director Megakarya, Torkis.
Cinere Resort Apartement dirancang dalam beberapa tipe, yaitu tipe studio seharga Rp 220 juta hingga Rp 280 juta, dan tipe dua kamar tidur yang dipasarkan pada tahap kedua yaitu Rp 330 juta hingga Rp 500 juta.