Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Pikir Baru, Masyarakat Lebih Suka Produk "Cacat"

Kompas.com - 14/03/2015, 08:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan pola pikir masyarakat yang terjadi beberapa tahun terakhir telah mengubah gaya hidup, termasuk dalam pemilihan desain furnitur dan perlengkapan hunian lainnya. Kini, masyarakat tidak lagi mencari barang-barang yang terlihat sempurna, melainkan sarat "cacat".

Bahkan, menurut Chief Executive Designer Vivere Group, Irvan A. Noe'man, produk "cacat" justru sangat disukai.

"Tren pola pikir sekarang, "the new perfection is the imperfection itself". Pada Matala, Anda bisa melihat kalau sambungannya kelihatan. Titiknya, jahitannya, tidak rapi," ujar Irvan saat peluncuran produk Matala dan Noja, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2015).

Irvan menuturkan, pada produk yang terbuat dari bahan rotan ini, terlihat kekurangan yang menonjol agar terkesan tidak dibuat menggunakan mesin. Menurut dia, saat ini masyarakat senang terhadap kerajinan yang masih tersentuh dengan tangan. Hal ini tidak ditemukan jika mebel diproduksi menggunakan mesin, hasilnya pasti sempurna dan tidak bercacat.

Selain itu, Irvan menjelaskan, untuk mendesain mebel sendiri, perlu memperhatikan empat hal dasar. "Desain harus memenuhi aspek fungsional, estetika, logis untuk diproduksi, dan desain produk harus mencerminkan budaya dan penanda zaman," sebut Irvan.

Dengan demikian, ia mendesain Matala dan Noja sebagai penanda di masa depan bahwa produk-produk ini dibuat pada era 2015. Baik Noja maupun Matala berbahak baku rotan yang berumur 14 tahun.

Noja sendiri diproduksi dengan tampilan elegan dan kontemporer. Noja lebih diperuntukkan sebagai mebel ruang keluarga dan ruang makan. Matala dibanderol seharga mulai dari 80 dollar AS-150 dollar AS (Rp 1 juta-Rp 2 juta), sementara Noja seharga 80 dollar AS-300 dollar AS (Rp 1 juta-Rp 4 juta).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau