Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Penonton, Piala Dunia Qatar Dilaksanakan Saat Musim Dingin

Kompas.com - 04/03/2015, 06:00 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

Sumber bbc.co.uk

KOMPAS.com - Satuan tugas dari FIFA tetap merekomendasikan Piala Dunia yang akan diselenggarakan di Qatar berlangsung pada bulan November dan Desember 2022. Padahal, pihak penyelenggara telah menjanjikan sebuah teknologi pendingin untuk pelaksanaan turnamen pada  musim panas.

Hal ini didasari suhu saat musim panas berada di titik tertinggi. Suhu tertinggi rata-rata di Doha, Qatar pada bulan Juni saja mencapai 41oC dan mampu mendekati 50oC. Kondisi tersebut jauh dari kata ideal untuk pelaksanaan kompetisi sepak bola.

Evaluasi FIFA dalam penawaran Qatar sebagai penyelenggara acara tersebut menyatakan bahwa suhu panas harus dianggap sebagai risiko kesehatan yang potensial. Sebuah laporan teknis menguatkan hal itu, bahwa penyelenggaraan turnamen di musim panas dapat berisiko tinggi.

“Kondisi panas yang konsisten di semenanjung tidak memungkinkan acara dilakukan selama musim panas,” ujar satuan tugas FIFA.

Sebaliknya, pekerja di Laboratorium Lingkungan Ekstrem Brighton University, Carl James menjelaskan teori yang berlawanan. Menurut James, atlet dengan kondisi bugar justru akan mampu bersaing pada suhu tinggi. Sebagai contoh, The Marathon des Sables diadakan pada suhu 50OC di Gurun Sahara.

Contoh lainnya, The Heatsroke Open yang diklaim sebagai turnamen golf terpanas di dunia berlangsung dalam kondisi sama di California Death Valley. Bahkan, suhu final Piala Dunia 1934 antara Italia dan Cekoslowakia di Roma melampaui 40OC.

“Mereka (atlet) hanya perlu diberi waktu untuk menyesuaikan diri dan dipantau secara teliti oleh profesional medis. Tapi kekhawatiran keamanan yang lebih besar justru ditujukan kepada para penggemar," kata James.

Kepala medis FIFA, Dr Michel d'Hooghe mengatakan dia tidak meragukan Qatar bisa mengatur sebuah turnamen saat tim bisa bermain dan berlatih secara stabil, menerima perubahan suhu.

"Tapi ini tentang penggemar. Mereka akan melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain. Saya pikir itu bukan ide yang baik bagi mereka di suhu 47OC atau lebih," ungkap d’Hooghe.

Teknologi Pendingin

Sebenarnya pada tahun 2013, Direktur Teknis Piala Dunia Qatar 2022, Yasir Al Jamal menyatakan punya solusi mengatasi suhu ekstrim di negara Timur Tengah tersebut. Qatar menjanjikan sebuah teknologi penyejuk udara canggih yang mampu mendingikan stadium, lapangan pelatihan dan zona kipas hingga 23oC.

Qatar Showcase, sebuah stadium prototipe dengan 500 tempat duduk telah dibangun untuk mendemonstrasikan bagaimana sistem teknologi tersebut bekerja. Stadium tersebut dirancang untuk menghilangkan keraguan atas masalah suhu di Qatar.

“Teknologi tersebut menggunakan panel surya untuk mengumpulkan energi dari matahari. Hal ini digunakan sebagai daya penyerap untuk  mendinginkan air, yang disimpan pada suhu 6oC. Keluaran pendingin disimpan menggunakan "material pengubah fase" dan digunakan untuk mendinginkan udara sebelum dialirkan ke seluruh stadion, mempertahankan suhu lapangan di bawah 27oC,” ujar Yasir.

Kursi berlubang yang disediakan juga memungkinkan udara yang telah didinginkan mengalir, sedang atap kanopi diputar untuk memberikan keteduhan.

“Kami juga akan menciptakan sebuah peternakan pusat tenaga surya di 12 stadion. Udara nantinya akan dipompa ke "zona pergelangan kaki penonton" serta daerah punggung dan leher kursi,” lanjut Yasir.

Halaman:
Sumber bbc.co.uk
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com