Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Tata Kota 2030, Mengantisipasi Ledakan Populasi Dunia

Kompas.com - 26/01/2015, 13:56 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

Sumber Wired

Kompas.com - Peneliti memprediksi bahwa pada tahun 2025, dunia akan memiliki 37 kota besar, yang didefinisikan sebagai wilayah perkotaan dengan lebih dari 10 juta orang.

Kota New York dan Newark, dua kota di Amerika Serikat ini bakal memiliki lebih dari 32 juta penduduk. Sedangkan Tokyo, Jepang akan disesaki lebih dari 38 juta penduduk. Para peneliti tersebut juga mengatakan, lebih dari setengah populasi dunia akan tinggal di pemukiman yang sangat besar ini.

“Satu angka yang tak sering dirujuk adalah pernyataan bahwa dua-pertiga populasi tersebut akan menjadi miskin,” ujar kurator seminar bertajuk Uneven Growth: Tactical Urbanisms for Growing Megacities di Museum of Modern Arts (MoMA), Amerika Serikat.

Kemiskinan dianggap akan selalu ada di kawasan-kawasan informal, seperti yang terjadi di Rio de Janeiro, Brasil atau Hongkong. Oleh karenanya, Gadanho dan MoMA bersinergi menciptakan kerjasama antara pakar tata kota dengan masyarakat, bukan melawannya, untuk membuat kota layak huni bagi semua orang.

wired Kemiskinan dianggap akan selalu ada di kawasan-kawasan informal, seperti yang terjadi di Rio de Janeiro, Brasil atau Hongkong, dan Mumbai.

Tentunya ada berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan: Ketika rasio penduduk melampaui batas jutaan, akankah para keluarga kehilangan rumah mereka? Jika 8 miliar orang di dunia tak memiliki akses terhadap layanan kesehatan, bagaimana arsitek dapat mempromosikan lingkungan hidup yang sehat?

Gadanho mengundang enam tim yang terdiri dari arsitek, pakar tata kota, dan peneliti untuk mengusulkan strategi tata kota atau solusi perencanaan kota. Strategi tersebut ditarik dari infrastruktur serta pola pemukiman yang ada, meski tak selalu legal.

Setiap tim menghabiskan 14 bulan skenario untuk satu dari enam kota yang ada, yaitu New York, Rio de Janeiro, Mumbai, Lagos, Hongkong, dan Istanbul. Tiap kota ini berkembang pesat dan masing-masing memiliki ketimpangan yang luar biasa. Tim tersebut dipilih berdasarkan pekerjaan serta metodologi mereka.

“Saya lebih memilih praktisi yang telah berada di lapangan, menerapkan ide strategi tata kota mereka sendiri. Jadi mereka sebenarnya sudah bekerja dengan komite. Meneliti bagaimana orang-orang memanfaatkan lahan, dan mengusulkan model untuk jenis yang berbeda di tiap kota,” ujar Gadanho.

Gadanho menjelaskan, usulan ini didasarkan pada perencanaan sebelumnya yang merugikan masyarakat dari banyak aspek. Melihat skala dan target perencanaan, kemungkinan strategi ini hasilnya dapat diterapkan di seluruh kota.

Misalnya di kota Hongkong yang 85 persennya dikelilingi air, penduduk kota tersebut diperkirakan membengkak hingga 50 persen. Dengan alasan sedikitnya lahan, MAP, Lab Jaringan Arsitektur Hongkong, dan Universitas Columbia New York menyebutkan bahwa kota ini memiliki tiga pilihan, yaitu membangun taman alam yang disetujui, memperpanjang garis pantai lebih jauh ke dalam air, atau membangun pulau buatan di dekat garis pantai.

Mereka akhirnya mengusulkan membangun delapan pulau baru, masing-masing didedikasikan untuk kegiatan ekonomi atau aktivitas sosial yang menarik di Hongkong, seperti memancing. Bangunan ini diharapkan dapat pula menciptakan lapangan kerja.

“Setelah 14 bulan proyek ini berjalan, masing-masing proyek pun masih sangat rentan dan mungkin hanya bekerja di bawah satu kondisi tertentu, seperti mendapatkan kerjasama dari pemerintah atau memiliki ketersediaan dana untuk pembangunan,” lanjut Gadanho.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com