"Pengembang bakal terus menaikkan harga di saat permintaan sedang tinggi dan tak ada instrumen yang bisa mengendalikan harga properti sampai harga yang dipatok menjadi over value dan pasar jenuh. Bahkan, kenaikan harga BBM pun relatif tidak mempengaruhi harga properti secara langsung," kata Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch (IPW) Ali Tranghanda dalam siaran pers di Jakarta, Senin (5/1/2015).
Ali mengatakan, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) memang akan mempengaruhi biaya produksi. Namun, kenaikan itu tidak akan terjadi secara tiba-tiba, melainkan akan berdampak pada tiga bulan berikutnya.
"Tapi, dengan turunnya BBM saat ini, dampaknya pun hampir diperkirakan tidak ada. Naiknya harga properti saat ini lebih dikarenakan inflasi bahan bangunan, bukan semata-mata karena kenaikan harga BBM," katanya.
Di sisi lain, tertahannya harga properti saat ini lebih dikarenakan kondisi daya beli yang relatif tergerus akibat naiknya suku bunga KPR dan kondisi pasar properti saat ini yang sudah jenuh akibat kenaikan harga yang sudah sangat tinggi dalam tiga tahun terakhir. Tak heran, meskipun terjadi kenaikan harga BBM, sebagian besar pengembang tidak serta merta menaikkan harga propertinya.
"Karena memang, pasar sedang lemah. Kenaikan diperkirakan akan terjadi antara 3 persen sampai 7 persen di triwulan I tahun ini," ujar Ali.
Ali menyarankan, dengan karakteristik pasar properti Indonesia seperti ini, pemerintah harus segera membuat instrumen yang dapat mengendalikan harga tanah. Hal itu diperlukan agar tidak didominasi oleh pengembang.
"Kami selalu usulkan agar pemerintah segera membentuk bank tanah, bahkan itu sudah sejak 2009 sebelum pasar properti naik tidak terkendali. Bank tanah bukan konsep baru," katanya.
Menurut Ali, bank tanah merupakan lahan-lahan milik pemerintah yang dibangun dengan sistem dan mekanisme yang baik sehingga pemerintah akan bertindak sebagai master developer untuk pembangunan rumah rakyat. Hal tersebut sudah dilakukan oleh Singapura dengan Housing Development Board (HDB). Sampai saat HDB telah membangun satu juta hunian flat untuk rakyatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.