Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Ramah Lingkungan untuk Kota yang Lebih Manusiawi

Kompas.com - 30/10/2014, 09:17 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perancangan dan pembangunan gedung yang sembarangan, berdampak pada tata ruang kota yang tidak teratur. Kota yang tidak teratur memicu kemacetan dan kesemrawutan. Oleh sebab itu, menurut arsitek Ridwan Kamil, perencanaan pembangunan harus memperhatikan aspek ramah lingkungan.

Saat merancang Menara Sentraya, di Kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ridwan mengutamakan trotoar untuk pejalan kaki. "Tata letak didesain seperti kota di Singapura, jadi ada batas jalan raya yang digunakan pedestrian (trotoar). Jadi kotanya manusiawi," ujar pria yang juga menjabat sebagai Wali Kota Bandung ini, Rabu (29/10/2014).

Ridwan menuturkan, saat pejalan kaki melewati gedung, mereka akan menemukan toko ritel yang terletak di lantai dasar Menara Sentraya. Kebanyakan penghuni perkantoran, ingin naik atau turun langsung kendaraan di pinggir jalan di depan gedung. Sehingga, lahan di depan bangunan seringkali dihabiskan untuk lahan parkir.

"Drop off (area naik turun penumpang kendaraan) saya buat di atas, sehingga yang di bawah bisa dijadikan taman," kata Ridwan. Tidak hanya di Menara Sentraya, konsep drop off yang berbeda juga diterapkan pada gedung lain yang pernah Ridwan rancang. Sebut saja, Kirana Two Office Tower di Jakarta Utara, di mana area drop off berada di belakang gedung.

Taman di atas atap gedung

Solusi lainnya untuk mendukung konsep ramah lingkungan adalah dengan membangun taman di atas gedung. Ridwan bahkan mengatakan, hal tersebut harus diterapkan.

"Di Bandung, saya wajibkan. Semua bangunan, di atap bangunannya harus ada taman," tegas Ridwan.

Dia mengatakan, suasana kota yang semakin panas, biasanya karena jumlah bangunan bertambah tetapi lahan tumbuh-tumbuhan berkurang. Maka, taman di atap gedung dapan mendorong lingkungan hijau. Selain itu, taman di atas gedung juga berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan penat saat lelah bekerja.

"Kalau kita lihat dari atas kan luar biasa view-nya, ya. Daripada jadi ruang mekanik atau elektrikal, lebih baik dimanfaatkan untuk taman," kata Ridwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau