Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL Siap Beroperasi di Cikarang, Koridor Timur Siap Melesat!

Kompas.com - 18/10/2014, 12:38 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya tingkat mobilisasi penduduk Jakarta ke Cikarang, Kabupaten Bekasi, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut merupakan faktor pendorong bagi pemerintah untuk membangun akses kereta rel listrik (KRL), terlebih Cikarang menjadi salah satu kawasan industri Koridor Timur Jakarta.

Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) I Agus Komarudin mengatakan, pada 2016, trayek ini diharapkan sudah bisa digunakan.

"Pemerintah lagi buat double track. Dari Manggarai ke kota Bekasi," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/10/2014).

Saat ini, tutur Agus, rel untuk KRL dan kereta lokomotif, atau kereta luar kota, berada pada jalur yang sama di Stasiun Manggarai hingga Bekasi. Nantinya, akan dibangun rel ganda, yakni menjadi empat jalur untuk memisahkan keduanya. Mulai Kota Bekasi hingga Cikarang, menurut Agus, akan dibangun rel kereta listrik.

"Sekarang lagi proses elektrifikasi, pemasangan jaringan listrik aliran atas," kata Agus.

Sementara itu, terkait sarana kereta api sebagai angkutan langsung ke kawasan industri di Cikarang maupun Karawang, Agus belum dapat memastikannya.

Cikarang sendiri merupakan salah satu sentra kawasan industri paling padat dan termahal di Indonesia. Data Colliers International Indonesia menunjukkan, harga lahan kawasan industri di Bekasi-Cikarang, merupakan tertinggi se-Indonesia.

Adapun harga terendahnya berada pada posisi 212,4 dollar AS dan tertinggi 254,9 dollar AS sehingga menghasilkan angka rerata 218,1 dollar AS. Padahal, harga lahan kawasan industri pada periode yang sama setahun lalu rerata masih berada di level 206 dollar AS per meter persegi.

Sebelumnya, pembangunan di kawasan Koridor Timur Jakarta, yaitu di Kabupaten Karawang, Purwakarta, Subang, dan Majalengka, Jawa Barat, perlu dilakukan peninjauan ulang. Jika tidak ada peninjauan ulang, maka dikhawatirkan akan menganggu aktivitas perekonomian rakyat.

Apalagi, menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, presiden Republik Indonesia terpilih Joko Widodo telah memiliki strategi terkait ketahanan pangan.

"Kebijakan Pak Jokowi kan, mengedepankan ketahanan pangan. Jadi, kalau ada rencana yang berbenturan dengan ketahanan pangan perlu diperhatikan lebih dulu kajiannya," ujar Yayat saat dihubungi, Jumat (3/10/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau