Secara geografis, menurut Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, sekitar 60 persen dari total pasokan kamar hotel bintang 3 sampai 5 berada di central business district (CBD) Jakarta dan wilayah Jakarta Pusat.
"Sementara di Jakarta Barat, Utara, dan Selatan mencapai 15 persen, 11 persen, dan 10 persen. Peningkatan jumlah hotel tercatat di Jakarta Timur bersamaan dengan beberapa proyek dalam tahap pembangunan di sepanjang Jl DI Panjaitan dan Jl MT Haryono dalam merespon pembukaan kembali Bandara Halim Perdanakusuma sebagai penunjang bandara domestik komersial Jakarta," papar Arief kepada Kompas.com, Selasa (14/10/2014).
Melesatnya jumlah pasokan kamar hotel baru, lanjut Arief, juga disertai pertumbuhan positif untuk average room rate (ARR) dan revenue per available room (RevPAR). Dalam mata uang asing (dollar AS), ARR hotel bintang 3 sampai 5, dan mewah meningkat sebanyak 19 persen, 6 persen, 8 persen, dan 12 persen per tahun menjadi 43,1 dollar AS, 63,9 dollar AS, 144,5 dollar AS, dan 190,9 dollar AS.
"Sementara RevPAR sampai Juni 2014 tercatat 24,6 dollar AS untuk hotel bintang 3, 43,9 dollar AS untuk hotel bintang 4, 92,9 dollar AS untuk hotel bintang 5 dan 117,9 dollar AS hotel mewah," ujar Arief.
Ke depan, dengan tambahan pasokan 8.000 kamar hotel baru, jumlah kumulatif kamar hotel di Jakarta akan mencapai 36.000 unit sampai 2018 mendatang.
"Sepanjang 2014 jumlah pasokan yang mencapai 4.000 unit mungkin akan menjadi pasokan tahunan terbesar di pasar hotel Jakarta. Pasalnya secara rerata hanya tersedia 826 kamar hotel baru per tahun selama 10 tahun terakhir," ujar Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.