Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Kafe Ini Ditopang 10.000 Bambu

Kompas.com - 19/09/2014, 10:01 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Keranjang ikan tradisional Vietnam, menjadi inspirasi pembuatan tiang kafe ini. Perancang utama Vo Trong Nghia, mitra pendiri perusahaannya di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, pertama kali bersentuhan dengan bambu, sejak kecil saat membantu keluarganya membuat peralatan rumah tangga.

Hal tersebut kemudian menginspirasinya merancang kafe yang dibentuk dari 10.000 tongkat bambu. Harga masing-masing tongkat ini 1 dollar AS atau Rp 11.000 dan berusia 5 tahun. Bambu-bambu tersebut dipanen dari hutan-hutan di Vietnam.

Tantangan dalam merancang struktur besar dengan bambu, kata Nghia, adalah mempertimbangkan kualitas bambu yang padat dan keras. Tetapi, bambu bisa menekuk kuat, hingga membentuk lengkungan. Bambu memiliki tiga sampai empat kali kekuatan baja, namun tergantung pada apakah bambu digunakan seluruhnya, dipotong secara melintang atau dibuat berlapis.

Bagian dari kekuatan masing-masing tiang, berasal dari geometri lengkungnya yang terdiri atas 400 tongkat bambu yang terikat oleh tali. Tiga cincin baja yang kuat yang mengerucut pada 5,10, dan 15 meter di atas lantai.

Seikat bambu internal dengan diagonal kawat empat hingga delapan, memberikan dukungan tambahan untuk atap.

Pengencang dan metode konstruksi konvensional, akan merusak tekstur bulat yang didesain oleh Nghia ini. Sendi pin baja misalnya, akan menghasilkan banyak titik yang membagi rongga bambu, mengeraskan dindingnya dan mengaitkan ruas-ruasnya.

15 tiang yang difabrikasi dengan sedikit saja teknologi tukang kayu, sebagian besar menggunakan serat sintetis dan paku-paku kecil.

"Mencari insinyur yang mengerti struktur, cukup sulit. Kami mengikuti aturan logis dari struktur, berdasarkan desain pada pengalaman tradisional. Kami selalu membuat tiruan sebelum konstruksi, yakni menempatkan beban untuk menguji kekuatan bambu," kata Nghia.

Demikian juga, hampir mustahil untuk menemukan kontraktor yang berpengalaman dalam teknik konstruksi bambu tradisional, bahkan di Vietnam. Misalnya, untuk mencegah gangguan serangga, Nghia merendam bambu di lumpur dan mengasapnya hingga kering.

Sejak perusahaannya mendesain banyak struktur bambu, dia harus menyewa dan melatih tim konstruksinya sendiri, yang kini bekerja di bawah anak perusahaannya, yakni Wind and Water House.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau