Dalam paruh waktu tahun ini, kinerja penjualan dari total 634 hotel dengan 88.680 kamar tercatat senilai
3,18 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 37,1 triliun. Menurut TOPHOTELPROJECTS, pada saat yang sama, Dubai juga tengah mengembangkan 77 hotel baru di dalam pipa pembangunan.TOPHOTELPROJECTS menyebutkan, pertumbuhan penjualan tersebut dipicu semakin banyaknya wisatawan keluarga yang bertandang ke Dubai. Dalam enam bulan pertama saja terdapat 5,8 juta pengunjung yang bermalam di hotel-hotel kota terbesar kedua UEA ini. Sementara itu, tahun lalu, jumlahnya sekitar 11 juta orang. Mereka mendatangi spot-spot wisata menarik macam Burj Khalifa, pencakar langit tertinggi di dunia.
Wisatawan tersebut berasal dari sepuluh pasar yang merupakan sumber paling penting bagi industri pariwisata Dubai, yakni Arab Saudi, India, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Iran, Oman, Kuwait, dan Jerman. Mereka bermalam di hotel selama rerata 3,9 hari.
Selain itu, menurut hasil riset STR Global, pendapatan per kamar tersedia atau revenue per available room (RevPAR) perhotelan Dubai meningkat 2,8 persen menjadi rerata 950 dirham atau ekuivalen dengan Rp 2,9 juta per kamar.
Pertumbuhan RevPAR tersebut dipicu oleh tingkat kebutuhan yang nyaris melampaui pasokan. Kebutuhan melonjak 6,2 persen, sedangkan pasokan baru hanya 7,4 persen. Tarif kamar harian atau average daily room (ADR) juga bergerak positif sebesar rerata 1.089 dirham atau setara Rp 3,3 juta per malam.
Ledakan sektor ini diproyeksikan akan terus berlanjut, seiring target Pemerintah Dubai mendatangkan sekitar 20 juta pengunjung per tahun. Target tersebut didukung pengembangan 30 hotel dan apartemen baru dengan jumlah 7.000 tempat tidur, serta acara-acara akbar, seperti konser dan festival.