Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Gaya Hidup Itu Pun Merambah Kota Kecamatan

Kompas.com - 20/08/2014, 16:24 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

CILEUNGSI, KOMPAS.com - Pembangunan pusat belanja sebagai unsur gaya hidup modern rupanya sudah mendobrak sekat-sekat wilayah geografis dan administratif. Tak lagi terkonsentrasi di kota-kota besar, atau kota sekunder, melainkan sudah merambah hingga kota kecamatan.

Pergeseran paradigma pembangunan ruang komersial ini paralel dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memicu meningkatnya daya beli. Sehingga para peritel memiliki motivasi kuat untuk melakukan ekspansi dan memperkuat lini bisnisnya.

Mudah dimafhumi jika saat ini, peritel yang mendukung aktivitas gaya hidup semacam kedai kopi, bioskop, pusat kebugaran, hobi, fashion, dan kuliner dapat ditemui di setiap jengkal wilayah kota dan juga desa.

Direktur 21Cineplex, Samuel Budijanto, mengamini, bahwa gaya hidup modern perkotaan tak bisa dielakkan lagi telah merambah wilayah perdesaan dan mengubah sendi-sendi kehidupan warganya.

"Mereka haus hiburan, butuh sesuatu yang baru, dan juga ingin mengekspresikan pernyataan diri. Selain itu, mereka juga punya potensi, dan daya beli yang meningkat," jelas Samuel kepada Kompas.com, Rabu (20/8/2014).

Karena itulah, 21Cineplex berani membuka bioskop XXI di kota-kota yang sebelumnya tak menjadi incaran untuk investasi, seperti Singkawang, Bandar Lampung, dan Lombok pada 2015 mendatang. Tahun ini 21Cineplex akan mengoperasikan XXI di Manado, Sulawesi Utara,Yogyakarta, Puri Indah Jakarta Barat, Cinere Jakarta Selatan, dan Samarinda Kalimantan Timur.

"Potensi daerah sangat bagus dan terus berkembang. Kebutuhan tinggi, jadi kami berani menginvestasikan dana senilai Rp 30 miliar untuk satu gerai bioskop," tambah Samuel.

Terlebih, lanjut dia, pembangunan pusat belanja di Jakarta sudah dibatasi. Sehingga orientasi pun bergeser ke daerah.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Handaka Santosa, mengatakan, daya beli masyarakat di kota-kota lapis kedua Indonesia sangat tinggi. hampir menyamai kota-kota di Pulau Jawa. Sebut saja, Manado, Palu, Balikpapan, Samarinda, Palembang, Lombok, dan Kupang.

"Bahkan, dari 15 pusat belanja yang akan beroperasi tahun ini, lima di antaranya berada di Kalimantan Timur (empat di Balikpapan dan satu di Samarinda). Sehingga jumlah pusat belanja di seluruh Indonesia akan bertambah menjadi 285 buah," jelas Handaka.

Kota kecamatan

Persebaran pembangunan pusat belanja yang sudah menembua wilayah kota kecamatan, dipandang hal yang wajar dan sudah seharusnya terjadi. Hal ini mempertimbangka pertumbuhan ekonomi, densitas populasi, meningkatnya penghasilan dan daya beli sehingga memicu perubahan gaya hidup dan variatifnya kebutuhan. 

Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Nanda Widya, mengatakan, kebutuhan sekarang tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok sandang, pangan dan papan. Pemenuhan unsur gaya hidup juga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Bahkan makan, rapat, dan rekreasi di mall pun sudah dianggap sebagai kebutuhan sosial. 

"Karena itulah kami membangun pusat belanja di Cileungsi, sebuah kota kecamatan di Kabupaten Bogor yang punya potensi besar namun belum digarap maksimal. Padahal di sekitarnya terdapat banyak industri, perumahan, dan juga merupakan perlintasan pergerakan barang, jasa dan manusia dari Bogor, Bekasi, dan Jakarta," papar Nanda. 

Demi mengakomodasi kebutuhan pasar dengan "catchment area" seluas Cileungsi, Metland merogoh kocek Rp 200 miliar melalui pembangunan Mal Metropolitan Cileungsi seluas 50.000 meter persegi.

Kehadiran pusat belanja ini menggenapi ruang-ruang ritel lainnya yang berada di koridor Cibubur-Cileungsi yakni Trade Mall Cileungsi, Mal Ciputra Cibubur, Plaza Cibubur, dan Cibubur Junction.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau