Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Wali Kota Harus Mengelola Kota Sebaik Kopenhagen dan Melbourne

Kompas.com - 08/08/2014, 11:04 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Indonesia akan kembali bergaung di dunia. Setelah merampungkan proses pemungutan suara untuk memilih presiden dan wakilnya, kini Indonesia mejadi tuan rumah untuk Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) World Congress ke-24.

Para pemimpin kota-kota di Asia Pasifik akan berkumpul di Jakarta untuk membahas kondisi kota-kota dunia bersama para pakar dan praktisi mulai Minggu (10/8/2014) hingga Rabu (13/8/2014).

Tentu, publik tidak menginginkan acara seakbar ini hanya dimanfaatkan sebagai ajang berbincang santai antar pemimpin kota. Lantas, apa yang akan dipelajari oleh para pemimpin di ajang ini?

 
Menurut Direktur Utama Perumnas, Himawan Arief, kongres yang diadakan tiap dua tahun tersebut akan menghasilkan keputusan-keputusan penting dalam hal pengaturan kota. Himawan mengungkapkan, sebelumnya kongres serupa sudah membuahkan konsep "hijau", pemikiran mengenai "eco city", dan penyediaan jalur pejalanan kaki yang layak.

Pemimpin kota-kota yang sudah berhasil menerapkan hal tersebut akan mengenalkan konsep serupa pada pemimpin kota lainnya, termasuk pemimpin kota-kota di Indonesia. Kemudian, konsep tersebut akan diimplementasikan di kota asal peserta.

 
Keputusan-keputusan penting yang dimaksud, menurut Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, bisa berbentuk regulasi. Pemerintah bisa mengkaji Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sudah maupun belum menjadi Peraturan Daerah (Perda) setiap lima tahun. Kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan untuk menuangkan desain dan peraturan zonasi, termasuk, misalnya, ketentuan zero runoff untuk pemberian izin mendirikan bangunan. 
 
"Itu dituangkan dalam masa dua tahun ini, bagaimana kota-kota yang dipaparkan (dalam kongres EAROPH) adalah kota-kota yang bisa menjadi percontohan," ujar Hermanto.
 
Dalam kesempatan serupa, Hermanto juga mengungkapkan bahwa perencanaan (planning) dan desain kota merupakan basis untuk membawa kota tumbuh sesuai daya dukungnya. Perencanaan tersebut harus bisa mendukung perekonomian kota, kenyamanan warganya, dan berkelanjutan. Hal ini dituangkan dalam RTRW.
 
Hermanto juga berharap bahwa para pemimpin peserta kongres ini bisa belajar dari kota-kota yang sudah diakui keberhasilannya, seperti Melbourne, Vancouver, dan Copenhagen. Di Vancouver, perlindungan terhadap ketersediaan pohon bahkan sampai mengatur pemotongan pohon di rumah-rumah warga.

Di Melbourne, kebersihan sungai menjadi perhatian khusus. Sementara, Kopenhagen menyediakan jalur sepeda yang teratur dan aman. Selain itu, Hermanto juga menyebutkan kesuksesan Tokyo dan Yokohama sebagai metropolitan terbesar, serta Chicago pada Chicago Metropolitan Design-nya.

Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), Bernardus R. Djonoputro menambahkan,   ajang ini seharusnya tidak dilewatkan begitu saja, ketika Indonesia tengah menjadi sorotan dunia. Momentum Pemilu yang lalu membuat tokoh-tokoh pemimpin dari luar negeri tertarik mengunjungi Indonesia, khususnya Jakarta. Dengan banyaknya jumlah pemimpin asing yang hadir, pemimpin kota di dalam negeri pun bisa lebih banyak belajar.
 
"Dan semua orang mau ke Jakarta, loh, mereka yang dari luar negeri ingin lihat Indonesia; nomor empat terbesar di dunia, demokrasi terbesar ketiga di dunia, baru melewati sebuah proses demokrasi yang luar biasa, dia ingin lihat kota Jakarta kayak bagaimana me-manage-nya," pungkas Bernardus.


 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com